Saksikan Teater Banti To Akoro, Pawai Budaya 500 Pelita Kitari Keraton Buton dengan Bus dan Kapal ke Situs Bersejarah

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 09 Juni 2025  /  12:18 pm

Pawai budaya Banti To Akoro akan menysuri situs bersejarah dengan bus dan kapal. Foto: Ist.

BAUBAU, TELISIK.ID - Pementasan teater bertajuk “Banti To Akoro” akan digelar selama tiga hari di Kota Baubau dengan pendekatan unik, menggunakan bus dan kapal untuk membawa masyarakat menjelajahi empat situs bersejarah, dimulai dari Keraton Buton hingga sumur umum Nganganaumala.

Pawai budaya dengan 500 pelita akan menjadi bagian dari pertunjukan yang menyatukan tradisi dan perjalanan ruang publik.

Teater Sora bersama Chendy Ariswan Latief menginisiasi sebuah pertunjukan budaya berbasis site-specific berjudul “Banti To Akoro” yang akan digelar pada 13 hingga 15 Juni 2025.

Pertunjukan ini mengusung konsep perjalanan lintas ruang budaya di Kota Baubau dengan menghadirkan pengalaman seni melalui moda transportasi bus dan kapal serta titik-titik bersejarah di wilayah tersebut.

“Banti To Akoro” yang berarti “suara untuk akur” mengangkat tradisi Kabanti Buton sebagai inti dari narasi, dengan melibatkan berbagai komunitas seni dan warga setempat.

Pementasan ini merupakan bagian dari Program Penciptaan Karya Kreatif Inovatif (PKKI) Dana Indonesiana 2025 yang mendukung pelestarian budaya melalui pendekatan partisipatif dan inovatif dalam bentuk seni pertunjukan.

Baca Juga: Wakatobi Tunjukkan Identitas Budaya Lewat Busana Tenun Tradisional di Hardiknas 2025

Sebanyak empat lokasi akan menjadi panggung utama pertunjukan, dimulai dari Benteng Keraton Buton pada Jumat (13/6/2025) pukul 19.00 Wita. Di lokasi ini, sebanyak 500 peserta akan berpawai membawa pelita menyusuri jalur dari Masjid Agung hingga gerbang Lawana Lanto.

Penampilan tradisi seperti tari Mangaru, rebana Maludu, hingga artistik nenas raksasa akan meramaikan kegiatan ini.

Keesokan harinya, pertunjukan akan berlanjut di dalam bus yang berjalan dari Loji menuju Topa. Penumpang bus akan disuguhi pertunjukan interaktif yang menyoroti persoalan sosial kontemporer melalui dialog dan pembacaan Kabanti.

Bus akan berhenti di sejumlah titik, termasuk pasar dan sentra kerajinan gerabah untuk mempertemukan seni, ekonomi, dan interaksi sosial secara langsung.

Masih di hari yang sama, pertunjukan dilanjutkan di atas kapal dari Topa menuju Kotamara. Penonton akan menaiki kapal yang menyusuri garis pantai Baubau sambil menikmati pembacaan Kabanti bertema pelayaran dan diaspora.

Pertunjukan ini juga diselingi aksi bersih-bersih pantai di Kotamara sebagai simbol keterhubungan antara budaya, lingkungan, dan identitas lokal.

Pementasan akan ditutup pada 15 Juni 2025 di Sumur Umum Nganganaumala, yang menjadi titik akhir dari narasi Kabanti. Di sini, masyarakat akan diajak untuk kembali merasakan Kabanti dalam kehidupan sehari-hari melalui ruang dapur kolektif yang menghadirkan momen memasak dan makan bersama.

Baca Juga: 3 Warisan Budaya Tak Benda Buton Selatan Diusulkan ke Kemendikbud

Lokasi ini dipilih untuk merepresentasikan suara rakyat yang intim dan penuh makna.

Teater Sora sebagai produser pementasan ini dikenal sebagai kolektif seni yang memfokuskan diri pada revitalisasi tradisi melalui pendekatan kontemporer.

Melalui proyek ini, mereka ingin menunjukkan bahwa warisan seperti Kabanti tidak sekadar artefak budaya, melainkan alat penting untuk merawat kebersamaan dan mengurai konflik sosial.

Informasi lebih lanjut mengenai pertunjukan “Banti To Akoro” dapat diperoleh melalui akun Instagram @teatersora atau kontak resmi Teater Sora di nomor 082345280585 dan email sorateater@gmail.com. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS