Seminar Internasional FIB UHO Kupas Tantangan Humaniora di Era Kecerdasan Buatan

Ana Pratiwi

Reporter

Rabu, 22 Oktober 2025  /  12:07 pm

FIB UHO menggelar seminar internasional selama 2 hari di Kendari. Foto: Ana Pratiwi/Telisik.

KENDARI, TELISIK.ID - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) menyelenggarakan The 3rd International Seminar on Language, Literature, Culture and Education (ISLLCE) dengan tema “Re-imagining Language, Literature, Culture, and Education in the Age of Artificial Intelligence.”

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Zahra Syariah Kendari, pada 22–23 Oktober 2025 ini, menghadirkan para akademisi dan peneliti dari berbagai negara untuk membahas peran bidang humaniora di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Dekan FIB UHO, Prof. Dr. Akhmad Marhadi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya refleksi akademik terhadap perubahan besar yang dihadirkan oleh teknologi AI dalam kehidupan manusia, terutama dalam konteks bahasa, sastra, budaya, dan pendidikan.

“Sebagai insan akademis di bidang humaniora, kita memiliki tanggung jawab untuk mengkaji secara kritis bagaimana teknologi, khususnya AI, memengaruhi eksistensi bahasa, ekspresi budaya, dan nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Prof Marhadi.

Ia menambahkan, kemajuan teknologi tidak boleh menggeser pijakan moral serta nilai-nilai kemanusiaan. Seminar ini diharapkan menjadi ruang dialog akademik untuk memperkuat peran humaniora dalam menghadapi era digital yang terus berkembang.

Baca Juga: Mahasiswa Internasional Meriahkan Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2025 di Kota Kendari

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UHO, Prof. Dr. La Ode Santiaji Bande yang secara resmi membuka kegiatan tersebut, menilai bahwa AI membawa kemudahan sekaligus tantangan baru dalam dunia pendidikan.

“Sekarang mahasiswa bisa menulis makalah dalam hitungan menit dengan bantuan AI. Ini menjadi tantangan besar bagi kita, para pendidik, dalam menilai orisinalitas karya ilmiah,” ungkap Prof. Santiaji.

Menurutnya, kegiatan akademik berskala internasional seperti ISLLCE menjadi momentum penting untuk mencari strategi terbaik agar kemajuan teknologi tidak menggeser nilai intelektual dan integritas akademik.

Seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara ternama dari berbagai negara, di antaranya:

* Sherri D. Harvey – San Jose State University, Amerika Serikat

* Massimiliano Gaudiosi – University of Naples “Federico II”, Italia

* Much. Khoiri – State University of Surabaya, Indonesia

* La Ode Sidu M. – Halu Oleo University, Indonesia

* Alberth – Halu Oleo University, Indonesia

* Akas Jha – Founder Bytegenic dan MAARG Mentor

* Minerva Apita-Chaves – *University of Batangas, Filipina

* Pujiharto – Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Baca Juga: Bangun Kepercayaan Publik, PT KPR Silika Gelar Konsultasi Publik AMDAL di Bombana

Prof Marhadi juga memberikan apresiasi kepada seluruh panitia yang telah menyelenggarakan seminar ini dengan sukses.

"Kami ingin Fakultas Ilmu Budaya tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional melalui riset kolaboratif dan publikasi akademik yang bermutu,” ujarnya.

Kegiatan yang diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri ini menjadi wadah pertukaran gagasan, ilmu pengetahuan, serta ide-ide kreatif untuk memperkuat peran studi humaniora di tengah transformasi digital global. (Adv)

Penulis: Ana Pratiwi

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS