Sinonggi, Makanan Khas Kendari Kaya Manfaat
Reporter
Sabtu, 22 Agustus 2020 / 6:50 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Ibukota Sulawesi Tenggara (Sultra), Kendari, jika belum mencicipi Sinonggi yang merupakan makanan khas Bumi Anoa ini.
"Sinonggi adalah makanan khas Suku Tolaki dari Sultra, yang terbuat dari pati sari sagu," ungkap salah satu warga Kota Kendari, Sri Sulastri kepada Telisik.id, Sabtu (22/8/2020).
Menu lengkap Sinonggi, kata dia, terdiri dari Sinonggi yang dibuat dari saripati sagu yang dikentalkan dengan cara menyiram dengan air panas secukupnya sambil diaduk/diputar secara perlahan sampai mengental.
Kemudian sayur khas dan merupakan pasangan paling cocok untuk menyantap sinonggi adalah campuran sayur bayam, terong bulat kecil yang biasa lokalnya disebut Palola, serta biasanya juga dengan campuran kacang panjang. Ini semua dicampur dan dimasak bening. Biasanya saat disajikan air kuah sayur dipisahkan dengan sayurnya.
Selain menyiapkan sayur, tambah dia, ada juga lauk ikan atau daging/ayam, yang biasanya dimasak Tawaoloho yaitu dimasak bening dengan sedikit bumbu sebagai penyedap rasa.
Ditambah sambal yang terdiri dari sambal ulek biasa, cabe dan tomat serta biasanya ditambah terasi secukupnya sesuai selera.
"Saya juga biasanya membuat sambal dicampur dengan mangga muda yang diparut atau dicacah," tambahnya.
Untuk penyajiannya, ia melanjutkan, disajikan secara terpisah antara sinonggi berbahan sagu, sayur lauknya, lauk ikannya serta hidangan pendamping pelengkap lainnya.
"Ketika mau disantap barulah semuanya disatukan dalam piring," lanjutnya.
Baca juga: Tempat Kuliner Hype Korea di Kendari yang Bisa Jadi Pilihan Weekend
Berdasarkan penelusuran Telisik.id, Sinonggi termasuk makanan yang menyegarkan dan sehat. Pasalnya, sayuran dan lauknya dimasak dengan bumbu yang tidak terlalu banyak alias dimasak bening. Sehingga menjadikan Sinonggi sebagai makanan segar yang mengandung gizi.
Sagu sebagai bahan baku utama memiliki kandungan karbohidrat sekitar 85,6 persen, serat 5'n untuk 100 gr sagu kering setara dengan 355 kalori.
Selain mengandung karbohidrat, sagu juga mengandung polimer alami yaitu zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia seperti memperlambat peningkatan kadar glukosa dalam darah. Olehnya itu, Sinonggi aman dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.
Selain itu, serat pada sagu juga mengandung zat yang berfungsi sebagai probiotik, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengurangi resiko terkena kanker usus dan paru-paru.
Serat sagu ini juga bermanfaat untuk mengurangi kegemukan. Sehingga, Sinonggi bagus bagi orang yang sedang melakukan diet.
Gizi Sinonggi memang sebagian besar berupa karbohidrat yang mengenyangkan. Akan tetapi, kombinasi lauknya menjadikan Sinonggi kaya akan gizi.
Untuk diketahui, Sinonggi hadir dalam kehidupan masyarakat Tolaki sejak ratusan tahun silam. Diwariskan turun temurun. Sinonggi sudah menjadi identitas kebudayaan Tolaki. Menjadi santapan dalam kesehariannya, seperti halnya beras. Suku Tolaki sendiri adalah penduduk yang mendiami daerah Kendari, Konawe, Kolaka di Sulawesi Tenggara.
Sepintas, Sinonggi ini sama dengan Papeda kalau di Papua atau Maluku, atau kalau orang Luwu Palopo Sulawesi Selatan menyebutnya Kapurung.
Namun, dari ketiga nama di atas baik Sinonggi, Papeda maupun Kapurung, masing-masing memiliki bentuk penyajian yang berbeda-beda dan tidak sama dalam cara penyajian baik bentuknya maupun hidangan pendampingnya.
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Kardin