Sudah Masuk 2023, Resesi Ekonomi Benarkah Terjadi?

Adinda Septia Putri

reporter

Minggu, 22 Januari 2023  /  8:02 pm

Resesi ekonomi 2023 banyak dibicarakan sejak akhir 2022 lalu, kondisi perekonomian dunia diprediksi bangkrut karena COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina sebagai negara penghasil pangan dan energi. Foto: Theconversation.com

KENDARI, TELISIK.ID - Isu resesi ekonomi 2023 yang banyak bertebaran akhir 2022 lalu sempat membuat masyarakat panik akan kondisi terburuk yang diprediksi para pakar. Namun memasuki tahun 2023, apakah prediksi kelesuan ekonomi tersebut benar terjadi?

Resesi ekonomi 2023 digambarkan sebagai kondisi krisis akibat dua masalah besar yang melanda dunia, yaitu COVID 19 dan invasi Rusia terhadap Ukraina sebagai negara pemasok pangan dan energi di dunia.

Kondisi ini menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Nasrul, yang menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi karena terbatasnya pangan dan energi di berbagai negara.

Baca Juga: Ancaman PHK di Tengah Isu Resesi Ekonomi 2023

Tingkat inflasi yang tinggi berakibat pada kondisi paling pahit di mana berbagai sektor bisnis harus gulung tikar karena tak mampu membayar biaya produksi yang mahal, sehingga akan menyebabkan PHK dan pengangguran di mana-mana.

Namun memasuki 2023, Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara, Ricky mengatakan, dilihat dari aspek pasar modal, kondisi bisnis di Indonesia saat ini masih dalam kondisi stagnan (tidak ada penurunan maupun peningkatan).

Kata Ricky, meski ada penurunan di akhir tahun 2022 kemarin, namun tingkatnya sangat kecil dan kembali stabil pada masa awal 2023. Menurutnya, kalaupun kondisi resesi benar terjadi, masa tersebut sebetulnya masa yang bagus untuk berinvestasi di pasar modal, karena harga saham yang sedang turun.

Sementara dilansir dari Google Finance, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menanjak dan mencapai puncaknya pada Jumat (20/1/2023) dengan angka 6.869, jumlah ini naik 3,49 persen sejak lima hari terakhir.

Senada, dalam aspek tenaga kerja, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Kendari, Muhammad Ali Aksa mengatakan, dampak resesi nampaknya tidak terlalu terasa di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kota Kendari.

Baca Juga: Begini Gambaran Resesi Ekonomi 2023 Menurut Pengamat

Ali mengatakan, hal itu dikarenakan banyaknya proyek pembangunan kawasan industri, seperti Kawasan Industri Indonesia Pomalaa Industry Park, Kawasan Industri Motul, dan Kawasan Industri Kendari.

Pembangunan kawasan industri tersebut menstimulus permintaan tenaga kerja yang jauh lebih banyak dibanding tahun 2022 kemarin, oleh karenanya sangat nihil jumlah PHK bahkan pengangguran.

“Saya secara pribadi belum melihat itu, untuk Sulawesi Tenggara kayaknya tidak. Sulawesi Tenggara di tahun ini banyak sekali menerima pekerja,” jelasnya. (A)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS