Tiara, Anak Buruh Bangunan yang Lulus Masuk UGM Tanpa Tes dan Bebas Biaya Hingga Sarjana
Reporter Yogyakarta
Sabtu, 15 Agustus 2020 / 1:56 pm
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menerima 2.518 calon mahasiswa baru program sarjana melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020.
Pengumuman hasil SBMPTN telah dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia Jumat (14/8/2020) pukul 15.00 WIB melalui laman Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Prof Dr Ir Djagal Wiseso Marseno, M.Agr, menyebutkan, dari 2.518 tersebut terbagi atas 1.777 orang yang diterima di bidang Saintek dan 741 bidang Soshum. Sedangkan calon mahasiswa yang diterima melalui jalur KIP Kuliah sebanyak 336 orang dan reguler 2.182 orang.
Jumlah keseluruhan peminat SBMPTN yang ingin masuk UGM mencapai 62.507 orang. Prodi dengan jumlah peminat terbanyak untuk Saintek adalah kedokteran, farmasi, teknologi informasi, teknik sipil, dan kedokteran gigi.
Sedangkan untuk Soshum meliputi prodi psikologi, hukum, manajemen, ilmu komunikasi, dan akuntansi. Sementara itu, prodi dengan ketetatan tertinggi untuk Saintek adalah kedokteran, ilmu komputer, teknik biomedis, teknologi informasi dan arsitektur. Sedangkan untuk Soshum meliputi prodi ilmu komunikasi, ilmu hubungan internasional, manajemen, pariwisata, bahasa dan kebudayaan Korea.
Sementara itu, Tiara Yosianti Solekhah (17) tak pernah patah semangat berjuang dalam keterbatasan menggapai mimpinya untuk bisa mengenyam bangku kuliah. Terlahir dari keluarga dengan kondisi perekomonian pas-pasan tidak lantas menyurutkan asa meraih impian.
Alhasil, kesabaran dalam menjalani hidup dan ketekunannya belajar berhasil mengantarkannya diterima kuliah di Jurusan Statistik FMIPA UGM tanpa tes. Bahkan, dibebaskan biaya kuliah hingga usai.
Baca juga: Wabup Konawe Tepis Isu Beras PKH Tak Layak Konsumsi
Tiara merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Mujiono (55) dan Sumiyati (61). Sang ayah bekerja sebagai buruh bangunan yang kerjanya tergantung proyek dengan penghasilan Rp 550 ribu per bulan. Sang kakak mengidap gangguan jiwa sejak 10 tahun terakhir.
Alumnus SMAN 8 Yogyakarta ini, hanya bisa memasrahkan hidup pada Sang Pencipta. "Tuhan tidak pernah mengabaikan umatnya yang terus berusaha," tandas Tiara, Sabtu (15/8/2020).
Saat ini, Tiara dan keluarganya tinggal di rumah sederhana peninggalan sang kakek di Klitren Lor, Gondokusuman, Yogyakarta. Di rumah berukuran 70 meter persegi itu, juga ditinggali 2 keluarga lainnya: saudara ayah Tiara.
Meski hidup dalam kondisi penuh keterbatasan, Tiara terus bertahan dan berjuang menggapai impiannya untuk bisa kuliah dan menjadi sarjana.
Sejak SD hingga SMA, Tiara selalu masuk peringkat tiga besar di kelasnya. Selain berprestasi di kelas, juga pernah menjuarai beberapa kompetisi saat SMA seperti juara 1 OSN Ekonomi tingkat Kota Yogyakarta dan juara 2 lomba Flag Football tingkat Provinsi DIY.
Setelah lulus nantinya dia berharap bisa segera mendapatkan pekerjaan dan membahagiakan orangtuanya.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Haerani Hambali