Wabup Konawe Tepis Isu Beras PKH Tak Layak Konsumsi

Muhamad Surya Putra, telisik indonesia
Sabtu, 15 Agustus 2020
0 dilihat
Wabup Konawe Tepis Isu Beras PKH Tak Layak Konsumsi
Gusli Topan Sabara, Wakil Bupati Konawe saat menghadiri acara penyerahan bantuan sembako di BPR Bahteramas Konawe. Foto: Muh. Surya Putra/Telisik

" Berikanlah informasi yang teduh, yang baik, utamanya di masa sulit seperti sekarang ini. Jangan masa sulit ditambahkan isu yang meresahkan masyarakat. "

KONAWE, TELISIK.ID - Baru-baru ini beredar postingan di media sosial Facebook terkait bantuan beras PKH yang tidak layak konsumsi di Kabupaten Konawe.

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara langsung menanggapi hal tersebut.

Ia menyayangkan postingan tersebut. Menurutnya, isu yang tidak benar selayaknya tidak disebarkan karena akan membuat panik masyarakat apalagi di tengah pandemi saat ini.

Dikatakan, warga harusnya memberikan informasi yang tidak meresahkan masyarakat, dengan bersikap arif dan bijaksana terhadap setiap permasalahan.

"Berikanlah informasi yang teduh, yang baik, utamanya di masa sulit seperti sekarang ini. Jangan masa sulit ditambahkan isu yang meresahkan masyarakat," sesalnya, Sabtu (15/08/2020).

Gusli sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh pemilik akun "Rarha Jea’funk Spears". Pihaknya berharap agar masyarakat tidak mudah percaya dengan statement tersebut.

"Di era digital sekarang ini orang dengan gampang memberikan statement yang kebenarannya dan akuratifnya tidak bisa dipertanggung jawabkan," tambahnya.

Namun, membawa hal tersebut ke ranah hukum guna memberikan efek jera pun dianggap Gusli tak pantas, karena semua warga Kabupaten Konawe adalah keluarga.

"Kalau saya, siapa yang kita mau zolimi keluarga kita semua ini," tandasnya.

Sebelumnya, Dinas Sosial Kabupaten Konawe melalui e-warung sebagai penyalur bantuan PKH, melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwajib, untuk memberikan efek jera.

Pasalnya, penyebaran isu beras tidak layak konsumsi beredar di media sosial telah terjadi dua kali, dan hal tersebut merupakan fitnah.

Saat berita ini dimuat postingan tersebut mendapatkan 124 like, 52 komentar dan 50 orang membagikan.

Dengan adanya penyebaran isu yang tak berdasar itu cukup meresahkan masyarakat, terlebih kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Apalagi Dinas Sosial Kabupaten Konawe bakal menyalurkan bantuan beras kepada 12.699 KPM PKH di tahap I ini.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Konawe, Agus Suyono mengatakan, di tahap I saat ini pihaknya menyalurkan bantuan beras dua bulan sekaligus.

"Inikan tahap I, kita salurkan bantuan langsung dua bulan sebanyak 30 Kg kepada masing-masing KPM, perbulannya itu 15 kg per KPM,” jelasnya.

Sehingga total bantuan beras PKH yang akan disalurkan sebanyak 380.970 kg atau sekitar 380 ton 970 kg.

Sedangkan pada tahap II di bulan Oktober 2020 nantinya, pihaknya tinggal menyalurkan beras sebanyak 190.485 ton atau sekitar 190 ton dan 485 kg beras.

Baca juga: Mahasiswa DIY, RUU Cipta Kerja Tak Menjawab Kebutuhan Rakyat Indonesia

Penyaluran bantuan PKH tahap I ini, menurut mantan Agus sapaan akrabnya, menyebut akan menargetkan lebih cepat penyaluran tersebut selama 21 hari. Namun, pihaknya akan mempercepat penyaluran lagi.

"Targetnya 21 hari, tapi kita akan percepat penyalurannya," tandasnya.

Sementara itu, Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa sangat menyesalkan hal tersebut. Pasalnya, sungguh ironi karena Kabupaten Konawe sebagai lumbung beras Sulawesi Tenggara dan memiliki kualitas beras yang cukup baik.

 

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa memanen padi secara tradisional. Foto: Ist.

 

Bupati dua periode tersebut mengatakan, bagaimana mungkin ada pembagian beras yang tak layak konsumsi, sementara Konawe merupakan lumbung padi Sultra dan setiap musim panen selalu surplus.

Ia juga mengatakan, produksi beras di Konawe sangat cukup melimpah, bahkan mampu mengirimkan ke daerah lain di Sulawesi Tenggara, seperti Kota Baubau dan sekitarnya.

"Kemarin kita Kirim 500 ton Beras ke Baubau. Ini karena Konawe surplus beras," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati bergaya nyentrik, Kery Saiful Konggoasa melepas secara seremoni enam truk yang mengangkut beras dilepas dari gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Konawe, Selasa (19/05/2020).

Truk tersebut bakal menuju wilayah kepulauan Buton. Kendaraan itu mengangkut sebanyak 500 ton beras Konawe untuk membantu mencukupi kebutuhan pokok masyarakat setempat di tengah pandemi COVID-19.

"Penyaluran beras ke wilayah kepulauan itu dimaksudkan dalam rangka mendukung stok beras Sultra terkait ketahanan pangan menghadapi pandemi," ungkapnya.

Ia menjelaskan, beras yang dikirim itu merupakan hasil pengadaan petani Konawe yang disimpan di gudang Bulog yang beralamat di kelurahan Tuoy, kecamatan Unaaha.

"Mudah-mudahan selamat sampai tujuan. Sehingga, beras yang kita kirim ini dapat dinikmati masyarakat di kepulauan Buton," harap Kery Saiful Konggoasa.

Kery menambahkan, luas lahan persawahan di Konawe saat ini mencapai 42.500 ha. Dari jumlah itu, kata dia, setengah dari luas lahan persawahan tersebut sudah dipanen oleh para petani. Atas dasar itu, pihaknya berani menjamin Konawe siap untuk terus memenuhi kebutuhan pangan.

Kery memotivasi dinas terkait untuk meningkatkan produktivitas petani agar panen nantinya bisa naik hingga 7 ton beras per hektar. Seandainya hasil panen mencapai 7 ton per hektar, perputaran uang yang dihasilkan para petani di Konawe bisa mencapai Rp 720 miliar.

"Sepintas, saya lihat ada uang sekitar Rp 700 miliar yang berputar di masyarakat petani saat panen April lalu. Belum di bulan Mei ini, akan bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD) untuk kabupaten Konawe," ucap Kery Saiful Konggoasa.

Dengan pencapaian yang ada saat ini, Kery tak lupa mengapresiasi petani Konawe yang gigih dalam bekerja. Ia meminta petani di otoritasnya harus terus meningkatkan produktivitas serta menghasilkan gabah maupun beras yang berkualitas.

"Predikat lumbung beras bisa terus kita pertahankan. Insya Allah setelah di kepulauan Buton, kita akan kembali menyalurkan beras untuk warga di kabupaten Muna," tutupnya. (Adv)

Reporter: Muh. Surya Putra

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga