Toko Damai Kendari Lahir dari Sejarah Panjang Usaha Keluarga, Sempat Berubah Nama dan Kembali Bangkit
Reporter
Selasa, 19 Agustus 2025 / 7:32 pm
Toko Damai, pusat belanja retail dan grosir di Kota Kendari dengan tim yang kompak, modern, dan penuh semangat. Foto: Ist.
KENDARI, TELISIK.ID - Toko Damai, salah satu supermarket modern di Kota Kendari, lahir dari sejarah panjang usaha keluarga yang dimulai sejak 1980–1990-an.
Kini, di bawah kepemimpinan Chris Michael Tendia sebagai generasi ketiga, Toko Damai tidak hanya hadir sebagai pusat belanja, tetapi juga sebagai bagian dari denyut ekonomi dan sosial masyarakat Sulawesi Tenggara.
“Damai itu sebenarnya adalah perusahaan yang sudah cukup lama, yang berlokasi pertama di Kota Lama Kendari. Namun, Toko Damai itu secara original mungkin didirikan sekitar tahun 1980 atau 1990-an oleh kakek nenek saya dan saya merupakan generasi ketiga,” cerita Chris, Selasa (19/8/2025).
Nama Toko Damai sempat menghilang dari pasar setelah pada 1996 diambil alih oleh ayah Chris dan berubah menjadi PT. Landipo.
Kebangkitan kembali terjadi pada 2019, saat Chris membuka minimarket dari tiga ruko di bekas rumah kakek dan neneknya. Ia kembali menggunakan nama Toko Damai dan mengusung konsep supermarket modern dengan layanan belanja harian dan grosiran.
“Konsep utama dari Toko Damai itu supermarket modern yang melayani pembelian dalam jumlah banyak, misalnya untuk kebutuhan kios, warung makan, dan rumah makan. Kita mempunyai dua pilihan harga, yang pertama untuk kebutuhan bulanan dan yang kedua untuk grosiran,” jelasnya.
Baca Juga: Gubernur Sultra Geram Tawuran Antarpelajar dan Minta Sekolah Bertanggung Jawab
Filosofi bisnis Toko Damai berakar pada prinsip keluarga untuk selalu memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Identitas warna biru dan oranye yang digunakan pun terinspirasi dari perusahaan induk, Landipo Grup.
“Untuk filosofinya, saya mengambil prinsip kakek nenek saya di mana mereka menekankan sebisa mungkin berguna bagi sekeliling kita, khususnya untuk masyarakat Sulawesi Tenggara,” kata Chris.
Pelayanan yang terstruktur dan loyalitas terhadap pelanggan menjadi pembeda Toko Damai dibanding supermarket lain. Bagi Chris, kontribusi kepada masyarakat Kota Kendari adalah tujuan pribadi yang ingin terus diwujudkan.
“Secara standar, pelayanan yang kami berikan terstruktur baik. Tujuan pribadi saya adalah ingin berkontribusi kepada masyarakat Kota Kendari,” ungkapnya.
Produk yang paling diminati di Toko Damai adalah sembako seperti beras dan telur, diikuti kebutuhan bayi seperti popok dan susu.
“Produk yang paling diminati nomor satu pasti sembako, dan yang kedua cukup diminati adalah kebutuhan bayi,” jelasnya.
Toko Damai juga dikenal sebagai pendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal. Lebih dari 500 produk UMKM dipajang di area strategis, bahkan tanpa biaya sewa bagi yang memenuhi standar mutu dan keamanan.
“Kami sangat mendukung UMKM. Kalau barangnya lulus standardisasi dan cek steril, kami tidak kenakan biaya leasing. Kami punya satu tempat khusus untuk produk-produk UMKM di area strategis, sehingga konsumen langsung melihatnya saat masuk,” ujar Chris.
Dalam melayani pelanggan, Toko Damai menempatkan kepuasan sebagai prioritas. Tim khusus disiapkan untuk mencatat dan menindaklanjuti setiap keluhan atau permintaan khusus dari pelanggan.
“Prioritas utama adalah customer. Kami layani semaksimal mungkin agar tidak ada keluhan dan semua permintaan bisa kami penuhi,” katanya.
Memasuki Agustus 2025, Toko Damai menggelar promo besar-besaran untuk sekitar 600 item, dengan program jaminan harga murah.
“Jika customer menemukan harga yang lebih murah dari Toko kami, kami memberikan garansi berupa pengembalian dana dua kali lipat dari harga yang kami jual sebelumnya,” kata Chris.
Baca Juga: Maimo Caffe dan Bistro Hadirkan Suasana Industrial Tropis Modern juga Elegan
Dari sisi operasional, Toko Damai sudah menerapkan sistem digital sepenuhnya untuk kasir, manajemen stok, hingga pelaporan harian.
“Sistem kita dari pembelian, penerimaan barang, gudang, stok, dan lain sebagainya sudah menggunakan digitalisasi, sehingga kita tahu stok, pembelian, dan pemasukan setiap hari,” urai Chris.
Tantangan terbesar yang dihadapi Toko Damai adalah pengelolaan sumber daya manusia. Dengan 200 karyawan, membentuk tenaga kerja yang modern dan kompeten membutuhkan usaha besar.
“Memaksa orang untuk maju itu sulit, tapi saya optimis. Kalau pun mereka keluar dari Toko Damai, saya usahakan mereka keluar dengan penuh ilmu yang saya berikan,” harapnya.
Untuk masa depan, Chris menegaskan bahwa Toko Damai masih memiliki mimpi besar, mulai dari pengembangan infrastruktur, pembukaan cabang baru, hingga membangun tim yang semakin solid.
“Semangat kami belum padam untuk menggapai semua itu,” pungkasnya. (C)
Penulis: Adam Jourdi
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS