Risna Ningsih, Wisudawan Terbaik STIKES Pelita Ibu Kendari dan Raih IPK 4,00: Berkat Kakek dan Kepala SMA

Ana Pratiwi, telisik indonesia
Rabu, 24 September 2025
0 dilihat
Risna Ningsih, Wisudawan Terbaik STIKES Pelita Ibu Kendari dan Raih IPK 4,00: Berkat Kakek dan Kepala SMA
Risna Ningsih Sardin, peraih IPK 4,00 di Stikes Pelita Ibu Kendari, didampingi ibu usai wisuda, Rabu (24/9/2025). Foto: Ana Pratiwi/Telisik

" “Hidup itu pilihan, dan pilihan kita adalah belajar, belajar, dan belajar.” Kalimat sederhana ini, yang pernah dilontarkan oleh Kepala SMA-nya, selalu terpatri di benak Risna Ningsih Sardin, peraih IPK sempurna STIKES Pelita Ibu Kendari "

KENDARI, TELISIK.ID – “Hidup itu pilihan, dan pilihan kita adalah belajar, belajar, dan belajar.” Kalimat sederhana ini, yang pernah dilontarkan oleh Kepala SMA-nya, selalu terpatri di benak Risna Ningsih Sardin, peraih IPK sempurna STIKES Pelita Ibu Kendari.

Kalimat itu pula yang ia bawa hingga dirinya dinyatakan sebagai wisudawan terbaik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Pelita Ibu Kendari dengan predikat cum laude. Risna meraih IPK sempurna 4,00 dari Program Studi Administrasi Rumah Sakit.

Risna kecil tumbuh hanya bersama ibunya, seorang guru, setelah ayahnya wafat saat ia baru berusia satu tahun. Sepeninggal ayahnya, tidak lantas membuat Risna rapuh. Sebaliknya, keluarga besarnya menanamkan nilai kuat tentang pentingnya pendidikan.

Ada tradisi yang melekat di keluarga Risna, yakni kakeknya memberikan beasiswa pribadi bagi cucu yang berhasil meraih nilai tinggi. Dukungan moral sekaligus penghargaan itu membuat Risna sejak kecil terbiasa menanamkan motivasi untuk belajar sungguh-sungguh.

Baca Juga: STIKES Pelita Ibu Kendari Wisuda 187 Lulusan, Siap Bertransformasi Jadi Universitas

“Dari kecil saya sudah terbiasa mengingat pesan kakek, bahwa ilmu itu jalan untuk masa depan. Itu yang jadi penyemangat utama saya,” ungkap Risna, dengan mata berbinar, kepada telisik.id, seusai diwisidu di Auditorium Kampus STIKES Pelita Ibu, Rabu (24/9/2025).

Bagi Risna, prestasi bukan hasil instan. Ia mengaku punya kebiasaan sederhana: mencatat. Setiap materi kuliah ia tuangkan kembali ke dalam catatan rapi. Dari situlah ia belajar, mengulang, dan memahami.

“Belajar lewat catatan itu penting. Dari situ saya bisa menguasai pelajaran dengan lebih mudah,” katanya.

Ketekunan itu berbuah manis. Selama menempuh kuliah, ia mampu menjaga konsistensi nilai hingga akhirnya meraih IPK 4,00, sebuah pencapaian yang jarang diraih mahasiswa di Program Studi Administrasi Rumah Sakit.

Setelah wisuda, Risna sudah merencanakan melanjutkan studi ke jenjang S2, tepatnya di bidang Manajemen Administrasi Rumah Sakit (MARS). Baginya, bekal ilmu harus terus diasah agar lebih bermanfaat di dunia kerja dan masyarakat.

“Saya berharap ilmu yang saya dapatkan bisa saya amalkan di dunia kerja. Selain itu, semoga STIKES Pelita Ibu ke depan semakin maju, dengan komunitas akademik yang lebih kuat,” harapnya.

Baca Juga: Guru SMPN 2 Sampara Konawe Diduga Bully dan Ancam Murid di Grup WhatsApp Kelas

Capaian Risna bukan sekadar angka di atas kertas. Ia adalah cerita ketekunan seorang anak yang tumbuh tanpa ayah, ditempa oleh pesan bijak kakek, dan disemangati oleh ibu yang berprofesi sebagai guru.

“Bagi saya, gelar ini bukan akhir, tapi awal. Saya ingin membuktikan bahwa perjuangan keluarga saya, terutama almarhum ayah, tidak sia-sia,” tuturnya penuh haru.

Wisuda ke-7 STIKES Pelita Ibu yang digelar di auditorium kampus tersebut menjadi panggung istimewa bagi Risna.

Ia bukan hanya tampil sebagai mahasiswa terbaik, tetapi juga sebagai simbol harapan bahwa dengan tekad, dukungan keluarga, dan semangat belajar, masa depan bisa ditulis ulang lebih indah. (C)

Penulis: Ana Pratiwi

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga