Tolak Omnibus Law Agraria, Massa Nyaris Bentrok dengan Polisi
Reporter
Kamis, 24 September 2020 / 1:01 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Puluhan mahasiswa dan petani yang tergabung dalam Front Rakyat Bersatu terlibat saling dorong dengan aparat keamanan di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (24/9/2020).
Aksi unjuk rasa tersebut terkait desakan agar pemerintah dan DPR segera menghentikan pembahasan omnibus law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja, khususnya Omnibus Law bidang Agraria.
"DPRD jangan tidur, tolong temui kami," teriak pengunjuk rasa.
Dalam orasinya, Koordinator Aksi, Shaifu Mbada mengatakan, tanpa RUU Omnibus Law-pun menurut pengunjukrasa, konflik agraria telah terjadI bertahun-tahun dikarenakan negara tidak pernah melakukan agenda reforma agraria bahkan semakin timpangnya penguasaan lahan akibat laju investasi di bidang pertambangan.
Baca juga: Perwali Tentang Prokes Bakal Dijadikan Perda
"Investasi yang begitu besar, hampir di seluruh kabupaten di Sultra. Kurang lebih 54 perusahaan perkebunan dengan skala besar dan ini menjadikan kemiskinan di masyarakat," katanya.
Aksi unjuk rasa tersebut nyaris bentrok antara pengunjukrasa dan aparat keamanan dalam hal ini kepolisian dan Satpol PP yang melakukan penjagaan gedung DPRD Sultra, dimana massa memaksa masuk mencari keberadaan Anggota DPRD.
Setelah berjam-jam melalukan orasi di depan Gedung DPRD Sultra, massa harus kecewa karena tidak bertemu satu orang pun anggota DPRD Sultra. Sabab seluruh Anggota DPRD Sultra sedang melakukan perjalanan dinas.
"Masa musim corona mereka masih juga melakukan perjalanan dinas, mereka pulang itu anggota dewan bawa virus corona," teriak pengunjukrasa.
Reporter: Siswanto Azis
Editor: Haerani Hambali