Tukang Becak Ini Kadang Harus Menahan Lapar Seharian

Ibnu Sina Ali Hakim

Reporter

Kamis, 16 Juli 2020  /  1:57 pm

Bolong, selalu menahan lapar seharian demi bisa membawa pulang uang untuk keluarganya. Foto: Ibnu/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Bolong (46) sudah terbiasa menahan lapar saat mengayuh becaknya untuk mencari penumpang. Itu dilakukannya bukan tanpa alasan. Dia sadar betul, penghasilannya sebagai tukang becak tak cukup untuk menafkahi istri dan tiga anaknya.

Bolong menjadi tukang becak sejak tahun 1990, atau sekitar 30 tahun. Selama ini, dia beserta keluarganya tinggal di Kelurahan Abeli, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.

Setiap hari, Bolong keluar dari rumahnya sekira pukul 05.00 Wita dengan menyewa perahu untuk menyeberangi Teluk Kendari menuju kota lama. Sehari-hari Bolong mencari penumpang di kota lama bahkan hingga Kemaraya.

"Dalam sehari saya dapat 100 ribu rupiah, Saya punya tiga orang anak dan semuanya bersekolah. Bagaimana caranya bisa hidup dengan uang segitu, makanya saya suka tahan lapar dari pagi sampai sore nanti pulang di rumah baru makan lagi," ungkap Bolong, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Derita Pemulung Kota Kendari, Makan Sehari Sekali

Bolong mengungkapkan betapa berat beban hidup yang ia pikul, karena anak pertamanya akan melanjutkan sekolah di SMA, dan itu mengharuskan dia untuk bekerja lebih keras lagi.

"Saya bekerja keras untuk anak saya agar bisa sekolah, supaya tidak seperti saya yang hanya tamatan SD, yang ujung-ujungnya jadi tukang becak," tuturnya pilu.

Ia menambahkan, selama masa pandemi COVID-19 ini, sangat berefek pada penghasilannya. Penumpang semakin sedikit, penghasilannya pun sangat berkurang.

"Saya harap pemerintah perhatikanlah kita ini yang sering tahan lapar," pungkasnya.

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali