Waduh, 12 Juta Remaja Alami Depresi Selama Pandemi, Kok Bisa?

Fitrah Nugraha

Reporter

Senin, 11 Oktober 2021  /  1:35 pm

Ilustrasi anak remaja dilanda depresi. Foto: Repro klikdokter.com

SOLO, TELISIK.ID - Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada perekonomian, tapi juga kesehatan mental.

Mengutip Suara.com - jaringan Telisik.id, Kementrian Kesehatan mencatat orang yang mengalami gangguan jiwa atau depresi saat pandemi COVID-19, mengalami peningkatan 6,5 persen.

Hal itu diutarakan oleh Plt Dirjen P2P Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu saat menghadiri Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Dunia yang berlangsung di Gedung Indra Loka, Komplek Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr Arif Zainudin, Solo.

"Jadi saat memasuki Pandemi COVID-19, peningkatan gangguan jiwa seperti depresi, mental, dan semacamnya mengalami peningkatan 6,5 persen," ungkap Maxi.

Selain itu, ia juga menjelaskan, untuk anak remaja kebanyakan mengalami depresi di angka 12 juta orang yang masih usia produktif.

"Kebanyakan usia remaja, di atas 12 juta orang," paparnya.

Untuk penyebabnya, Maxi menyebut bermacam-macam faktor. Mulai keterbatasan sosial, kehilangan pekerjaan, diam di rumah.

"Sebagian besar seperti itu yang mereka alami," jelasnya.

Baca Juga: Awas, 5 Akibat Ini Anda Bakal Alami Jika Minum Soda Keseringan

Baca Juga:  Yuk, Intip 5 Cara Menjaga Kesehatan Mata karena Keseringan Main Gadget

Tak hanya itu, dalam hal ini Kemenkes juga terus memberikan penekanan agar tidak terjadi penambahan pada kasus tersebut, dan akan melakukan beberapa langkah antisipasi.

"Kita akan melakukan beberapa langkah, seperti memperluas akses inovasi, dari pelayanan Telemedicine yang dikembangkan oleh organisasi profesi, dari konsultasi hingga pemberian obat," ujar Maxi.

Dikutip dari alodokter.com, depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli.

Semua orang pasti pernah merasa sedih atau murung. Seseorang dinyatakan mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali