304 Orang Tewas dan Sejumlah Bangunan Roboh Akibat Gempa Berkekuatan M 7,2
Ahmad Sadar, telisik indonesia
Minggu, 15 Agustus 2021
0 dilihat
Gempa berkekuatan Magnitudo 7,2 mengguncang Haiti dan banyak merobohkan bangunan di Kota Les Cayes. Foto: Repro lejournalinternasional
" Gempa yang berkekuatan Magnitudo 7,2 mengguncang Haiti dan merobohkan sejumlah bangunan di sana. "
HAITI, TELISIK.ID - Gempa yang berkekuatan Magnitudo 7,2 mengguncang Haiti dan merobohkan sejumlah bangunan di sana.
Gempa tersebut terjadi sekitar pukul 08:30 waktu setempat pada Sabtu (14/8/2021). Melansir dari Okezone.com, hingga saat ini setidaknya ada 304 orang tewas akibat kejadian tersebut.
Sementara itu gempa sangat terasa dan melanda kota Petit Trou de Nippes, sekitar 150 km barat ibu kota Port-au-Prince.
Seperti dilansir melalui Reuters.com Minggu (15/8/2021), ratusan orang luka-luka dan hilang dalam bencana alam itu.
Sejumlah gereja, hotel hingga rumah alami rusak berat hingga ambruk akibat guncangan gempa. Sebagian besar korban meninggal tertimpa reruntuhan bangunan.
"Saya menyampaikan simpati saya kepada orang tua para korban gempa bumi dahsyat ini yang telah menyebabkan hilangnya beberapa nyawa dan kerusakan material di berbagai provinsi," kata Perdana Menteri Ariel Henry di Twitter, dalam konfirmasi resmi pertama mengenai korban jiwa.
Gempa sempat memicu peringatan dini tsunami oleh otoritas Amerika Serikat. Beruntung peringatan itu dicabut tak lama setelahnya.
USGS mengingatkan, gempa berpotensi menyebabkan korban yang tinggi dan bencana yang meluas. Masyarakat di Kepulauan Karibia bergegas meninggalkan rumah usai gempa.
Melansir dari CNN Indonesia, salah satu saksi mata yang juga penduduk Les Cayes yakni Jean Marie Simon mengungkapkan, saat gempa terjadi, ia tengah berbelanja di pasar dan langsung panik bergegas pulang mencari keluarganya.
Baca juga: Wanita Asal NTT Maju Calon Wali Kota di Australia, Ini Programnya
Baca juga: Parah, Oknum Nakes Ganti Vaksin dengan Air Garam, 8.600 Warga Sudah Disuntik
"Saya lihat ada orang ditarik dari bawah reruntuhan bangunan, kemungkinan ada yang masih hidup dan meninggal," katanya.
"Sepanjang jalan saya mendengar suara tangisan orang-orang," lanjut Simon.
Simon juga mengatakan, ketika gempa terjadi sang istri dan anaknya yang berusia dua tahun tengah mandi. Istrinya lantas lari dari kamar mandi menuju ke jalan tanpa busana karena panik.
Sebelumnya, Haiti juga pernah diguncang gempa dengan Magnitudo 7 pada 12 Januari 2010 silam, dan menelan korban jiwa hingga 300 ribu orang.
Gempa besar yang mengguncang Haiti kali ini terjadi setelah lebih dari satu bulan peristiwa pembunuhan terhadap Presiden Jovenel Moise.
Selain itu, penduduk Haiti juga diperingatkan akan ancaman Badai Tropis Grace, yang kemungkinan menghantam negara itu pada Senin malam atau Selasa pagi pekan depan.
Hal ini pun membuat penderitaan masyarakat Haiti semakin bertambah, apa lagi saat ini terjadi kekacauan politik, tingginya tingkat kejahatan, COVID-19 dan ancaman badai.
Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, menetapkan Haiti dalam status darurat bencana selama satu bulan.
Dalam jumpa pers dia menyatakan, saat ini belum meminta bantuan dari negara lain sampai tingkat kerusakan bisa ditaksir. (C)
Reporter: Ahmad Sadar
Editor: Haerani Hambali