7 Golongan Manusia Berada di Bawah Naungan Allah SWT Pada Hari Kiamat, Siapa saja?
Irawati, telisik indonesia
Kamis, 18 November 2021
0 dilihat
Ada 7 golongan orang yang mendapat perlindungan dari Allah SWT pada hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya. Foto: Repro tribunnews.con
" Hari kiamat adalah peristiwa kehancuran alam semesta beserta isinya, sekaligus menjadi tanda bahwa kehidupan di dunia telah berakhir "
KENDARI, TELISIK.ID - Hari kiamat adalah peristiwa kehancuran alam semesta beserta isinya, sekaligus menjadi tanda bahwa kehidupan di dunia telah berakhir.
Pada hari kiamat kelak, Allah SWT akan membentangkan bumi ini seperti tikar atau kulit yang dilepas dari dagingnya. Bumi akan menjadi rata menjadi hamparan padang luas tempat berkumpul umat manusia. Keadaan itu telah dijelaskan oleh Allat SWT dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
“Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Rabb-Nya, dan sudah semestinya patuh, dan apabila bumi diratakan,” (QS. Al-Insyiqaaq : 1-3.).
Dikutip dari rri.co.id, adapun makna dari bumi tidak akan dibentangkan kecuali jika langit terbelah dan itu terjadi pada hari kiamat. Bumi pun membentang, tidak ada di dalamnya lembah, pepohonan, bangunan, dan gunung, tetapi semuanya rata.
Manusia akan digiring di atasnya dalam keadaan seperti yang dijelaskan di atas. Bumi dibelah oleh Allah dan matahari didekatkan dengan makhluk hingga jarak satu mil atau akan lebih dekat dari itu, yang jelas sangat dekat dengan kepala. Kita percaya bahwa ada di antara manusia yang selamat dari sengatan terik matahari itu.
Mereka adalah orang orang yang mendapat perlindungan dari Allah SWT pada hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya. Mereka itu terdiri dari tujuh golongan umat seperti yang dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW berikut:
Baca Juga: Besarnya Keutamaan Puasa Sunnah Senin-Kamis
“Dari Abu Hurairah Radiyallahuanhu, dari Nabi Shallaahu 'alaihi wassallam, ia berkata: Ada tujuh golongan yang pada hari kiamat kelak Allah SWT akan memasukkan mereka ke dalam perlindungan-Nya, yakni pada hari di mana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan-Nya: (1) Seorang Imam atau pemimpin yang adil, (2) Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah SWT, (3) Seseorang yang mengingat Allah dalam kesendiriaannya kemudian air matanya berlinang, (4) Seorang pemuda yang hatinya terikat kepada masjid, (5) Dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, yang bertemu karena-NYa dan berpisah juga karena-Nya. (6) Seseorang yang dipanggil oleh seorang wanita cantik dan berkedudukan untuk memenuhi nafsunya, lalu ia berkata: Sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT, dan (7) orang yang bersedekah dengan diam-diam sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diperbuat tangan kanannya." ( HR. Al-Bukhari no. 6806 dan Muslim no. 1031).
Dilansir dari baznas.go.id, berikut ini penjelasan dari 7 golongan itu:
Pertama, yang akan mendapatkan naungan Allah adalah pemimpin yang adil.
Pemimpin ini bersikap adil. Dalam hal amanat ia benar-benar mengembannya dengan baik, tidak melampaui batas dan tidak meremehkan. Keadilannya tidak beralih pada harta dan tidak beralih pada kesenangan dunia. Itulah pemimpin yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Kedua adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah.
Kenapa disebut pemuda? Karena pemuda asalnya nafsunya begitu tinggi pada dunia dan kebanyakan lalai dari akhirat. Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin menghadiri salat fajar, akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui saat ini karena kebanyakan pemuda itu lalai, di antara mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya. Ada kesempatan untuk bermain game, atau ngebut-ngebutan di sore hari, atau bermain band, waktu mereka habis untuk hal sia-sia semacam itu, bahkan maksiat pun ada yang dijadikan hobi. Untuk saat ini jarang sekali kita lihat pemuda yang mau sadar untuk ke masjid kecuali yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka pantas saja Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan pemuda yang rajin ibadah dalam golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.
Ketiga adalah orang yang hatinya selalu terikat dengan masjid.
Yang dimaksud di sini adalah laki-laki. Karena wanita lebih layak tempatnya di rumah. Sampai pun untuk salat lima waktu, wanita lebih utama mengerjakannya di rumah dan pahalanya lebih besar. Sedangkan, laki-laki tempat salatnya itu di masjid.
Laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid adalah yang biasa menunggu salat setelah salat, misalnya ia menunggu waktu antara Magrib dan Isya dengan berada dalam majelis ilmu dengan mendengar kajian Qur'an atau hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bisa juga pengertian orang yang hatinya terikat dengan masjid adalah mereka yang selalu mengingat salat berjamaah walau dalam keadaan super sibuk. Sopir kendaraan ketika mendengar suara azan segera memarkirkan kendaraannya untuk mengerjakan salat. Pegawai kantoran bergegas ke masjid ketika berkumandang hayya ‘alash sholah, hayya ‘alash sholah. Mereka inilah yang hatinya selalu terikat masjid.
Keempat adalah dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya.
Yang dimaksud adalah mereka yang berteman karena Allah. Sehingga teman yang dipilih adalah karena tertarik pada keshalihan, bukan tertarik pada dunia dan harta. Pertemanan tersebut dibangun di atas iman sampai maut menjemput.
Kelima, seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, "Aku benar-benar takut kepada Allah."
Ada wanita yang kaya raya, terhormat dan begitu cantik. Ia menggoda dan mengajak laki-laki untuk berzina. Namun karena takut pada Allah, laki-laki tersebut tidak melakukannya.
Hadis ini mengisyaratkan tentang kisah Nabi Yusuf ‘alaih salam dengan permaisuri Raja Mesir yang menggodanya. Kalau tidak dengan pertolongan dan perlindungan Allah tentu Nabi Yusuf bisa saja terjerumus dalam zina.
Kita bisa selamat dari maksiat hanya dengan pertolongan Allah. Ingatlah kalimat “Laa hawla wa laa quwwata illa billah." Apa maksud kalimat tersebut?
Baca Juga: Baca Doa Ini Agar Utang Cepat Lunas Meski Sebesar Gunung Uhud
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”
Keenam, seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.
Maksudnya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Lihatlah ibarat yang dinyatakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tangan kanan yang berinfak lantas tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat saja tidak mengetahui kalau ia bersedekah.
Namun, boleh saja seseorang bersedekah terang-terangan untuk memberikan contoh pada orang lain. Juga sedekah boleh dilakukan terang-terangan jika yang dimaksud adalah sedekah wajib (seperti zakat).
Ketujuh, seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi, lalu ia meneteskan air matanya.
Maksudnya adalah orang yang rajin berzikir pada Allah dengan benar-benar menghayati, hingga terkadang air matanya menetes ketika menyendiri karena takutnya pada Allah.
Dikatakan, ia berzikir seorang diri (ketika sepi) menunjukkan bahwa zikir yang utama itu disembunyikan, karena lebih akan terjaga dari riya. (C)
Reporter: Irawati
Editor: Haerani Hambali