Akal-akalan Pabrikan China Jual Mobil Bekas Nol Kilometer dan Dijadikan Baru, Begini Cara Identifikasinya

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 04 Juni 2025
0 dilihat
Akal-akalan Pabrikan China Jual Mobil Bekas Nol Kilometer dan Dijadikan Baru, Begini Cara Identifikasinya
Pabrikan China jual mobil bekas nol kilometer dengan klaim mobil baru. Foto: Repro Antara.

" Pasar otomotif China tengah diguncang oleh praktik tak biasa yang melibatkan penjualan mobil bekas dengan kondisi nyaris seperti baru "

JAKARTA, TELISIK.ID - Pasar otomotif China tengah diguncang oleh praktik tak biasa yang melibatkan penjualan mobil bekas dengan kondisi nyaris seperti baru.

Mobil-mobil ini sebenarnya telah terdaftar secara resmi dan memiliki pelat nomor, namun belum pernah digunakan, bahkan odometernya masih menunjukkan nol kilometer.

Fenomena ini dikenal dengan istilah zero-kilometre used cars dan kini menjadi sorotan luas di kalangan pelaku industri otomotif.

Mereka mendaftarkan mobil sebagai kendaraan yang telah terjual meskipun belum berpindah ke tangan konsumen akhir. Tujuannya bisa untuk memenuhi kuota ekspor atau mengklaim subsidi.

Padahal, mobil tersebut tetap disimpan di gudang atau dipajang di dealer dan baru dijual ke konsumen akhir beberapa waktu kemudian.

Melansir CNN Indonesia, Rabu (4/6/2025), bagi sebagian konsumen, tawaran ini terdengar menarik karena mobil dijual dengan diskon tinggi, bahkan bisa mencapai 30 persen dari harga asli.

Namun, di balik potongan harga yang menggoda tersebut, tersimpan sejumlah risiko serius. Salah satunya adalah masa garansi yang sudah berjalan sejak tanggal registrasi awal, bukan saat pembelian oleh konsumen. Ini membuat masa garansi kendaraan menjadi lebih pendek, tanpa diketahui banyak pembeli.

Selain itu, mobil-mobil seperti ini bisa saja masih menyimpan masalah administratif dan finansial. Beberapa unit mungkin masih dalam status pembiayaan leasing atau kredit, dan kepemilikannya belum sepenuhnya berpindah ke dealer.

Kondisi ini membuka kemungkinan terjadinya konflik hukum atau kerugian finansial di kemudian hari bagi konsumen yang membeli tanpa pengecekan menyeluruh.

Baca Juga: Mobil Terbang Masuk Tahap Produksi Masal, 2026 Siap Dipasarkan di Eropa

Fenomena ini juga menunjukkan bahwa industri otomotif China sedang menghadapi tantangan struktural, terutama terkait kelebihan kapasitas produksi.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada April 2025, stok mobil penumpang nasional mencapai 3,5 juta unit. Beberapa produsen bahkan hanya mampu mengoperasikan pabrik mereka di bawah 50 persen dari kapasitas maksimal.

Akibatnya, praktik-praktik seperti ini dianggap sebagai upaya untuk mengurangi tekanan inventaris.

Perang harga antar produsen, terutama di segmen kendaraan energi baru (NEV), turut memperparah situasi. Diskon besar dan subsidi pemerintah membuat harga mobil baru turun drastis, yang pada akhirnya menurunkan harga jual kembali mobil.

Nilai mobil bekas, termasuk model-model populer seperti BYD Qin L, mengalami penurunan hingga 40 persen dari harga resminya.

Kementerian Perdagangan China pun akhirnya turun tangan. Pada 27 Mei 2025, mereka menggelar pertemuan dengan sejumlah produsen besar seperti BYD dan Dongfeng, serta platform penjualan mobil bekas seperti Guazi.

Pertemuan tersebut membahas perlunya pengawasan ketat terhadap transaksi mobil bekas dan mendorong transparansi informasi dalam pelaporan penjualan.

Untuk menghindari kerugian, konsumen perlu cermat dalam mengenali mobil yang dijual sebagai zero-kilometre used car. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti memeriksa tanggal registrasi kendaraan dan mengecek riwayat servis serta klaim asuransi menggunakan nomor identifikasi kendaraan (VIN).

Konsumen juga disarankan memastikan bahwa seluruh kewajiban finansial telah diselesaikan dan menuntut perjanjian garansi tertulis dari dealer terpercaya.

Baca Juga: Spesifikasi Lengkap dan Harga Suzuki 2025: Mobil Viral Teknologi Modern dengan Harga Miring

Jika perbedaan harga dengan mobil baru kurang dari 15 persen, sebaiknya konsumen memilih mobil baru demi mendapatkan perlindungan garansi penuh.

Namun, jika diskon lebih dari 30 persen terasa menggiurkan, pertimbangkan risiko jangka panjang sebelum mengambil keputusan. Fenomena ini menjadi pengingat bahwa tidak semua diskon besar berarti keuntungan tanpa risiko.

Dengan makin banyaknya pabrikan yang menggunakan cara ini, pengawasan dan regulasi yang ketat sangat dibutuhkan agar praktik manipulatif semacam ini tidak merusak kepercayaan pasar.

Di sisi lain, produsen juga perlu memperbaiki strategi produksi dan distribusi agar tidak terus terjebak dalam model penjualan yang merugikan konsumen dan menciptakan ketidakpastian di pasar otomotif. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga