Waw, 18 Juta Botol Plastik Disulap Jadi Baju APD
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Sabtu, 04 September 2021
0 dilihat
Tenaga kesehatan memakai baju APD. Foto: Repro ANTARA
" Dilakukan dengan cara jutaan botol plastik yang dikumpulkan, diparut dan diubah menjadi benang tenun, lalu diolah menjadi kain yang akhirnya menjadi APD "
BANGKOK, TELISIK.ID - Negara Thailand melakukan inovasi dengan mendaur ulang botol plastik menjadi APD atau alat pelindung diri, bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar COVID-19.
Dilansir dari Suara.com - Jaringan Telisik.id, langkah ini dilakukan sekaligus untuk menjawab kelangkaan APD di negara tersebut, untuk petugas di rumah sakit atau di kuil Buddha, tempat para biksu mengkremasi korban tewas akibat virus corona.
Dilakukan dengan cara jutaan botol plastik yang dikumpulkan, diparut dan diubah menjadi benang tenun, lalu diolah menjadi kain yang akhirnya menjadi APD.
Upaya ini dilakukan saat Thailand menghadapi lebih dari 1,1 juta infeksi COVID-19 dan 12.000 kematian sejak April 2021 lalu.
"Ada saat-saat di mana sangat sulit untuk mendapatkan pakaian APD, bahkan jika memiliki uang, tetap saja tidak bisa membelinya. Tapi sekarang kami membuatnya dari botol plastik daur ulang, jadi sampah sekarang sangat berharga," ujar Phra Maha Pranom Dhammalangkaro, Kepala Vihara Chakdaeng Provinsi Samut Prakan, Bangkok, mengutip Channel News Asia, Sabtu (4/9/2021).
Relawan juga sudah membuat APD berwarna oranye untuk biksu, pengurus biksu, dan pemulung.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Beli Mobil Buggati Seharga Rp 134 Miliar, Hanya ada 10 Unit di Dunia
Baca Juga: Ini Deretan Negara yang Mulai Lirik Taliban di Afghanistan, dari China hingga Indonesia
APD ini juga dikirim ke ribuan kuil yang membutuhkan di seluruh Thailand. Untuk satu setelan APD bisa dibuat hanya dengan 18 botol plastik.
Adapun kain untuk APD dari botol plastik ini disumbangkan oleh pabrik tekstil provinsi Rayong yang biasanya membuat kain untuk beberapa merek besar dunia.
Di pabrik, benang yang terbuat dari botol plastik ini dipintal menjadi gulungan raksasa, kemudian kembali ditenun menjadi kain hingga tahan air.
"Ini dilakukan agar kain bisa mencegah partikel debu yang merembes, dan mencegah virus bersentuhan dengan kita," ujar Arnuphap Chompuming, Kepala Penjualan dan Pemasaran Perusahaan Tekstil, Thai Taffeta yang beroperasi di Bangkok Timur. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha