Awal Maret 2022, Kemenkes Prediksi Terjadi Lonjakan Omicron
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Minggu, 13 Februari 2022
0 dilihat
Pemeriksaan tes COVID-19 pada warga. Foto: Repro Antara
" Sejumlah kelompok masyarakat, termasuk lanjut usia (lansia), anak-anak, belum divaksin, hingga yang memiliki komorbid, harus lebih waspada "
JAKARTA, TELISIK.ID - Indonesia diperkirakan kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19 pada awal Maret 2022 mendatang, terutama karena infeksi varian Omicron.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes Kemenkes), Profesor dr Abdul Kadir, dikutip dari okezone.com, Minggu (13/2/2022).
Prof Kadir pun mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati dan sementara waktu tidak melakukan mobilitas tinggi.
Kata dia, sejumlah kelompok masyarakat, termasuk lanjut usia (lansia), anak-anak, belum divaksin, hingga yang memiliki komorbid, harus lebih waspada.
Hal tersebut dikarenakan mayoritas gejala dari infeksi varian Omicron cenderung ringan, tanpa gejala, dan seperti flu biasa.
"Omicron bisa berbahaya pada lanjut usia (lansia), termasuk orang dengan komorbid, orang yang belum divaksin, dan anak-anak," ujar Prof Kadir dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/2/2022).
Baca Juga: Muhammadiyah: 1 Ramadan 1443 H Jatuh pada 2 April 2022
Lebih lanjut ia menjelaskan, khususnya lansia, komorbid, dan pengidap hipertensi agar tetap di rumah saja. Guna mengurangi lonjakan kasus COVID-19 yang diprediksi terjadi pada awal Maret 2022.
Melansir kompas.com yang mengutip laman covid19.go.id, Omicron sudah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika.
Varian ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus.
Baca Juga: Presiden Jokowi Janjikan Kapasitas Konser Diperlonggar hingga 80 Persen
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.
Varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
WHO menjelaskan, bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini dibandingkan dengan variant of concern (VOC) lainnya.
WHO pun menetapkan varian Omicron sebagai VOC. VOC diartikan sebagai varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali