Awas, 6 Hal Ini Bisa Merusak Hati
Haidir Muhari, telisik indonesia
Jumat, 07 Mei 2021
0 dilihat
Ilustrasi hati. Foto: Repro Suaramuhammadiyah.id
" Adapun hakikat hati adalah bukan dari alam syahadah. Tetapi hanya ada di alam gaib. Jadi bukan jantung atau hati secara fisik, tetapi memang hakikat hati (qalbu) itu sesungguhnya gaib "
KENDARI, TELISIK.ID - Hati atau qalbu adalah unsur yang paling banyak menentukan baik dan buruknya kehidupan seseorang.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda
"Dalam setiap tubuh ada segumpal daging. Jika daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ketahuilah, itu adalah hati (qalbu)." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Ada berbagai penafsiran tentang hati atau qalbu itu. Bahkan ada yang berpandangan bahwa qalbu dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai hati adalah salah kaprah.
Qalbu dalam bahasa Inggris disebut dengan heart. Heart jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, sebenarnya lebih cocok ke jantung, bukan hati. Dalam bahasa Inggris, hati lebih cocok diterjemahkan dengan liver.
Tentang hati atau qalbu ini, para ulama berpendapat bahwa hati bisa berarti fisik dan juga spiritual. Namun, hakikat hati sifatnya gaib (spiritual).
“Adapun hakikat hati adalah bukan dari alam syahadah. Tetapi hanya ada di alam gaib. Jadi bukan jantung atau hati secara fisik, tetapi memang hakikat hati (qalbu) itu sesungguhnya gaib,” ungkap KH. A. Musthafa Bisri seperti dilansir dari Nu.or.id.
“Qalbu itu bukan dari alam syahadah tetapi dari alam ghaib. Ia bersandar pada hati secara fisik itu, tetapi bukan yang kelihatan itu,” tambah Gus Mus.
Baca Juga: 5 Cara Atasi Konflik Agar Terhindar dari Perselisihan dan Kekerasan
Ada enam hal yang dapat merusak hati menurut Hasan al-Basri, dilansir dari suaramuhammadiyah.id, yaitu:
Pertama, menganggap remeh dosa. Yakni, setiap melakukan dosa, kita berangan-angan akan segera bisa bertobat dan yakin Allah akan menerima tobatnya.
Para ahli hikmah berpesan bahwa, "Janganlah kamu menyepelekan dosa yang kecil. karena dengan selalu menjalankannya, maka lama kelamaan akan tumbuhlah ia menjadi dosa besar. Bahkan terkadang murka Tuhan itu ada pada dosa yang kecil-kecil."
Kedua, kita mengetahui ajaran Islam, tetapi tidak berusaha diamalkan. Perbuatan semacam ini sangat dibenci oleh Allah SWT. Ilmu dalam Islam tidak untuk menjadi pengetahuan semata, apalagi untuk mendebat orang.
Sebagai contoh kita tahu bahwa Islam mengharuskan penganutnya berzakat. Jangan sampai kita hanya suka berdebat tentang barang apa yang harus dizakati, namun tidak pernah mengeluarkan zakatnya.
Ketiga, mengamalkan ajaran Islam, tetapi tidak ikhlas. Amal saleh dalam Islam bukan untuk mengundang decak kagum manusia yang lain.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Kahfi ayat 110.
"Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
Baca Juga: 5 Tips Agar Terhindar dari Masalah Pencernaan Selama Puasa
Keempat, menikmati rezeki dari Allah, tetapi tidak berusaha mensyukurinya. Syukur adalah memuji Allah atas nikmat dengan mengakui dalam hati, memuji dengan lisan, serta memanfaatkan nikmat untuk beribadah dan bukan untuk bermaksiat.
Kelima, tidak rida pada ketentuan Allah. Rida berarti menerima, rela menerima takdir buruk maupun takdir baik dan menyadari sepenuhnya bahwa semuanya bersumber dari Allah SWT. Bahwa manusia adalah wadah bagi-Nya dengan segala ketetapan-ketetapanNya.
Keenam, menguburkan jenazah saudaranya, tetapi tidak mengambil pelajaran darinya. Pelajaran yang bisa dipetik dari ini adalah bahwa setiap manusia cepat atau lambat akhirnya akan meninggal. Olehnya kita harus selalu berbuat kebaikan dan amal salih sebagai bekal untuk menghadap Allah SWT. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Fitrah Nugraha