Derita Janda Muda Konsel Bertahan Hidup dengan Anak di Kendari, Pisah Ranjang saat Hamil
R. Anugrah, telisik indonesia
Jumat, 30 Mei 2025
0 dilihat
Ilustrasi seorang wanita yang sedang bekerja membuat makanan di salah satu usaha catering (kiri) dan Kota Kendari (kanan). Foto: Ist
" Pisah ranjang saat sedang hamil menjadi awal dari perjuangan panjang Sulastri (29), seorang janda muda asal Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Meski dalam kondisi mengandung, ia harus menerima kenyataan ditinggal oleh suaminya tanpa kejelasan hingga kini "

KENDARI, TELISIK.ID – Pisah ranjang saat sedang hamil menjadi awal dari perjuangan panjang Sulastri (29), seorang janda muda asal Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Meski dalam kondisi mengandung, ia harus menerima kenyataan ditinggal oleh suaminya tanpa kejelasan hingga kini.
Sejak awal tahun 2023, Sulastri memutuskan meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Kota Kendari. Keputusan itu diambil bukan tanpa alasan, melainkan demi menyambung hidup dan mencukupi kebutuhan anak semata wayangnya yang kini telah berusia enam tahun.
“Saya datang ke Kendari diajak sepupu. Katanya ada kerja. Suami saya tinggalkan sejak saya masih hamil. Sampai sekarang tidak pernah muncul lagi,” kata Sulastri saat ditemui telisik.id, Kamis (29/5/2025).
Ia kini tinggal di sebuah kamar kost sederhana di wilayah Kambu, Kendari. Setiap hari, ia bekerja di sebuah usaha katering rumahan yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Penghasilan yang diperoleh sekitar Rp 1,8 juta per bulan, jauh dari kata cukup jika dibandingkan dengan biaya hidup di kota.
Baca Juga: Derita Predikat Cumlaude Tak Lulus CPNS, Bertahan Hidup jadi Ojol Khusus Wanita di Kendari
Dari penghasilan itu, Sulastri masih harus menyisihkan Rp500.000 untuk biaya sewa kost. Sisa uang tersebut digunakannya untuk makan sehari-hari dan kebutuhan anaknya.
Meski hidup serba terbatas, ia tetap berusaha menyimpan sedikit demi sedikit untuk keperluan sekolah sang anak kelak.
“Anak saya belum sekolah. Tapi saya biasa ajarkan dia berhitung dan membaca di kost,” tutur Sulastri sembari tersenyum tipis.
Karena tidak memiliki tempat penitipan anak, Sulastri selalu membawa anaknya bekerja ke dapur katering.
Beruntung, pemilik usaha memahami keadaannya dan memberikan kelonggaran selama sang anak tidak mengganggu aktivitas di dapur.
“Kadang bos juga bantu jagakan kalau saya sedang sibuk. Saya bersyukur masih ada orang baik yang mau mengerti,” ungkapnya.
Baca Juga: Angklung Sedulur Tergusur dari Malioboro Yogyakarta, Kini Adu Peruntungan di Kendari
Sebelum pindah ke Kendari, ia sempat menumpang tinggal di rumah ibunya di desa. Namun karena merasa tidak nyaman dengan omongan tetangga, ia memilih pergi dan memulai hidup baru di kota.
Sulastri mengaku masih sering merasa tertekan secara mental akibat tekanan ekonomi dan statusnya sebagai janda yang ditinggal saat hamil. Namun demi masa depan anaknya, ia memilih untuk tetap kuat dan bekerja keras setiap hari.
“Saya ingin anak saya punya masa depan yang lebih baik. Jangan sampai kaya saya juga,” pungkasnya.
Ke depan, ia berharap bisa memiliki modal untuk membuka usaha sendiri. Ia bercita-cita mendirikan warung makan kecil agar bisa bekerja dari rumah dan lebih leluasa mengurus anaknya. (C)
Penulis: R. Anugrah
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS