Dikelola Bumdes, Permandian Topa Terus Bersolek Target Cetak PAD Rp 100 Juta
Sunaryo, telisik indonesia
Selasa, 03 Mei 2022
0 dilihat
Kasi Pemdes Labone, Jasmin bersama Sekretaris Bumdes, Wa Ode Rinayanti. Foto : Sunaryo/Telisik
" Wisata permandian Topa menjadi destinasi wisata yang mulai dipadati masyarakat pada liburan lebaran idul fitri tahun ini "
MUNA, TELISIK.ID - Wisata permandian Topa yang terletak di Desa Labone, Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna menjadi destinasi wisata yang mulai dipadati masyarakat pada liburan lebaran idul fitri tahun ini.
Selain lokasinya dekat dari Kota Raha, pemandangan di permandian itu sangat indah. Bukan saja permandiannya, namun ada pula tracking mangrove di sekelilingnya.
Kini, destinasi wisata itu terus bersolek. Pemerintah Desa (Pemdes) Labone berkerja sama dengan badan usaha milik desa (Bumdes) 'mempercantik' tempat wisata itu.
Kepala Seksi (Kasi) Pemdes Bonea, Jasmin Bonea menerangkan, permandian Topa telah ada sejak dulu kala. Namun, baru dilakukan pengembangan di tahun 2018. Itu pun anggaranya, disisihkan dari Dana Desa (DD). Tahun 2018, seluruh DD sebesar kurang lebih Rp 1 miliar difokuskan untuk pembuatan kolam dan penimbunan area parkir.
Kemudian, tahun 2019 sebesar Rp 323 juta untuk pembangunan seluncuran, paving block dan kamar ganti. Tahun 2020, pembangunan lima titik lampu penerangan tenaga surya dan tahun 2021 sebesar Rp 400 juta untuk pembuatan tracking mangrove dan tugu.
"Jadi selama ini, pengembangan permandian Topa menggunana DD. Belum ada kucuran dana dari Pemkab," kata Jasmin, Selasa (3/5/2022).
Saat ini, untuk pengelolaaan Topa diserahkan ke Bumdes. Di mana, Bumdes melakukan penarikan retribusi terhadap kendaaaran yang masuk dan penggunaan gazebo. Untuk retribusi masuk, murah. Sepeda motor Rp 5 ribu dan mobil Rp 10 ribu.
Baca Juga: Desa di Muna Jadikan Lomba Panjat Pinang Tradisi Turun-temurun Saat Lebaran Idul Fitri
"Sistemnya bagi hasil. 60 persen buat Bumdes dan 40 persen Pemdes," sebutnya.
Di Topa sendiri, masih butuh pengembangan lagi. Di antaranya, perluasan area parkir, kelanjutan tracking mangrove sepanjang 1.400 meter, akses jalan dari utara dan selatan dan relokasi enam rumah warga yang akan menjadi area parkir, home stay serta lapak pedagang.
Jasmin mengaku, permandian Topa tidak pernah sepi dari pengunjung. Apalagi, saat ini libur lebaran, pengunjung tidak ada putusnya sejak pagi hingga sore hari.
Sekretaris Bumdes Labone, Wa Ode Rinayanti menerangkan, baru mulai mengelola permandian Topa. Mereka menargetkan, akan mencetak pendapatan aset daerah (PAD) tahun ini sebesar Rp 100 juta yang bersumber dari retribusi masuk dan lapak-lapak pedagang.
"Insya Allah, kita akan penuhi target itu dengan mengoptimalkan sumber-sumber yang ada," ujarnya.
Baca Juga: Sowan ke Ponpes Al Qodiri Jember, Prabowo Didoakan Jadi Presiden
Untuk retribusi masuk saja, H+2 lebaran, sudah mencapai Rp 6 juta. Ia yakin, hingga masa cuti berakhir pada 8 Mei mendatang, jumlah pengunjung masih terus bertambah.
"Kendala kita, hanya minim area parkir," sebutnya.
Sementara itu, Jusriadi, tokoh pemuda Desa Labone menerangkan, bila permandian Topa dikelola dengan baik bisa menjadi ikon pariwisata daerah. Karena itu, dibutuhkan dukungan politik anggaran baik dari Pemkab maupun Pemprov Sultra untuk pengembangannya.
"Lokasi Topa strategis berada di pinggir jalan negara. Toh, bila ada dukungan anggaran dari pemerintah, akan seiring dengan konsep pembangunan jembatan Muna-Konsel yang digagas Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae, sehingga menjadi pintu gerbang kedua pariwisata," terangnya. (A)
Reporter: Sunaryo
Editor: Kardin