Dokter Sebut Vaksinasi Jokowi Gagal dan Tidak Memiliki Efek Perlindungan

Muhammad Israjab, telisik indonesia
Minggu, 17 Januari 2021
0 dilihat
Dokter Sebut Vaksinasi Jokowi Gagal dan Tidak Memiliki Efek Perlindungan
Dua jam setelah disuntik vaksin, Presiden Jokowi mengakui merasa sedikit pegal. Foto: Repro SINDOnews

" Setelah melihat berkali-kali video itu dan berdiskusi dengan para dokter serta para perawat senior, maka saya menyimpulkan bahwa vaksinasi yang anda lakukan adalah gagal. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Muncul surat terbuka seorang dokter yang berasal dari Cirebon menjadi viral di jejaring WhatsApp. Adalah dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD, yang meminta pemerintah mengulang proses vaksinasi virus Corona untuk presiden Joko Widodo, karena dianggap gagal.

Dalam surat yang beredar, tercantum nama dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD, seorang dokter yang berasal dari Cirebon.

"Setelah melihat berkali-kali video itu dan berdiskusi dengan para dokter serta para perawat senior, maka saya menyimpulkan bahwa vaksinasi yang anda lakukan adalah gagal," tulis dr Taufiq. Dilansir dari Suara.com jaringan media Telisik.id.

Alasannya, suntikan vaksin seharusnya menembus otot, atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai intramuskular dan dilakukan dengan tegak lurus 90 derajat.

Menurut Taufiq, penyuntikkan vaksin COVID-19 ke tubuh presiden Joko Widodo tidak dilakukan dengan benar, maka vaksin tidak menembus otot dan tidak akan memiliki efek perlindungan.

Taufiq juga menyinggung risiko terjadinya Antibody Dependent Enhancement (ADE), kondisi di mana virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan masalah kesehatan.

Baca juga: BMKG: Waspada Peningkatan Multi Risiko Bencana di Semua Daerah

"Pada akhirnya demi rasa kasih sesama manusia dan untuk tidak dimurkai Tuhan sebagai orang-orang yang menyembunyikan ilmunya, maka saya menasihatkan anda untuk mengecek rapid antibody sebelum mengulang vaksin yang gagal itu," tulisnya lagi.

Viralnya surat terbuka untuk Presiden RI ini sudah diketahui oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan, tulisan tersebut merupakan suatu opini dari penulis dan bukan berdasarkan data serta kajian ilmiah.

"Itu opini karena yang pertama, yang bersangkutan tidak ada di tempat saat penyuntikan. Jadi dia tidak tahu kondisi di sana," tutur dr Daeng.

Dokter Daeng menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, ia pun disuntik oleh orang yang sama.

"Kedua, kenapa saya bantah, saya juga disuntik oleh orang yang sama yang menyuntik presiden, masuk ke otot suntikannya," tegas dr Daeng.

Baca juga: Kemenkes Siapkan Layanan Registrasi Lewat WhatsApp bagi Penerima Vaksinasi

Terkait reaksi ADE yang bisa muncul usai vaksinasi virus Corona, lagi-lagi dibantah oleh dr Daeng.

Dokter Daeng menjelaskan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran.

Dalam hasil penelitian yang dilaporkan ke BPOM, tidak ditemukan adanya reaksi tersebut.

"Maka sekali lagi saya tegaskan, itu hanya opini karena penulis tidak berdasarkan fakta dan uji klinis. Sehingga pendapat itu tidak boleh diikuti, tidak valid, dan tidak kredibel," tambahnya.

Menurut dr Daeng, PB IDI telah berkoordinasi dengan IDI Cirebon sebagai organisasi profesi yang menaungi dr Taufiq Waly.

Ke depannya, ia berharap dokter-dokter dapat mengeluarkan pendapat tentang vaksin berdasarkan data ilmiah dan hasil uji klinis. (C)

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga