Fraksi PKS Tolak Penghapusan BBM Jenis Premium
Rahmat Tunny, telisik indonesia
Selasa, 24 November 2020
0 dilihat
Anggota Fraksi PKS, Mulyanto. Foto: Repro dpr.go.id
" Terkait rencana Premium dihapus 1 Januari 2021, kami menentang di tengah pandemi yang sekarang ini. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Wakil Ketua Fraksi PKS (F-PKS) Mulyanto tegas menolak rencana Pemerintah menghapus BBM jenis premium.
Mulyanto meminta Pemerintah mencari solusi alternatif agar tujuan menjaga kelestarian lingkungan tercapai, tapi beban hidup masyarakat tidak bertambah.
Anggota Komisi I DPR RI itu mengingatkan, saat ini daya beli masyarakat sedang lemah karena terdampak pandemi COVID-19.
"Terkait rencana Premium dihapus 1 Januari 2021, kami menentang di tengah pandemi yang sekarang ini," ujar Mulyanto dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM, yang disiarkan secara virtual, Senin (23/11/2020).
Selain itu, Mulyanto juga menegaskan dirinya bukan anti pada BBM ramah lingkungan, namun dia minta Pemerintah memikirkan solusi alternatif bagi masyarakat bila ingin menghapus premium.
"Pemerintah harus memiliki rencana bufferingnya dan mitigasinya. Kalau premium dihapus, apa alternatif BBM murah untuk masyarakat?," tanyanya.
Baca juga: PDIP Minta Jokowi Tak Buka Suara soal Habib Rizieq
Mulyanto pun mempertanyakan, apakah kompensasi atas penugasan Pertamina untuk premium ini dialihkan ke BBM yang tersisa, sehingga harganya sama dengan harga premium?
"Kalau itu mungkin tidak ada penentangan dari masyarakat," sambungnya.
Kendati demikian, Mulyanto mengingatkan Pemerintah untuk mengkaji ulang rencana penghapusan tersebut.
"Jadi, betul-betul harus dikaji terkait kondisi ekonomi masyarakat di tengah pandemi ini. Apakah sudah tepat waktunya menghapus Premium saat ini?" tandas Mulyanto.
Sebelumnya, tersiar kabar Pemerintah akan menghapus BBM jenis Premium pada awal tahun depan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan KLHK MR Karliansyah. Dia mengatakan, mulai 1 Januari 2021 Pertamina bakal menghilangkan Premium di Jawa, Madura dan Bali. (C)
Reporter: Rahmat Tunny
Editor: Fitrah Nugraha