Gerbang Wisata Toronipa Kendari yang Viral Dibangun Sesuai Spesifikasi, Tuding Dirusak OTK
Sigit Purnomo, telisik indonesia
Kamis, 12 September 2024
0 dilihat
Tampak Gerbang Wisata Toronipa yang telah dilakukan perbaikan usai adanya kerusakan pada dinding. Foto: Sigit Purnomo/Telisik
" Gerbang Wisata Toronipa di Kelurahan Kasilampe, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang viral di berbagai media sosial dan mengalami kerusakan kini kembali dilakukan perbaikan "
KENDARI, TELISIK.ID – Gerbang Wisata Toronipa di Kelurahan Kasilampe, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang viral di berbagai media sosial dan mengalami kerusakan kini kembali dilakukan perbaikan.
Pantauan telisik.id di lokasi, Kamis (12/9/2024), sejumlah lubang yang terdapat pada gerbang telah dilakukan perbaikan penutupan atau penambalan kembali.
Untuk diketahui, spesifikasi dinding pada Gerbang Wisata Toronipa ini adalah berbahan dasar GRC (Glass Reinforced Concrete) atau dikenal juga dengan Glass Fibre Reinforced Concrete, merupakan material campuran dari beton dan serat kaca.
Komposisi dari material ini umumnya terdiri dari serat kaca berdaya tahan tinggi dan tahan alkali, yang dikombinasikan bersama dengan campuran semen seperti beton dan sebagainya.
Dibandingkan dengan beton biasa, GRC memiliki fitur dan identitas fisik serta kimia yang mirip. Material ini pun menawarkan daya tahan layaknya beton yang tangguh dan tahan pakai, serta mudah diaplikasikan sesuai jenis kaca dekoratif.
Baca Juga: Suami Jual Istri Rp 1,5 Juta Lalu Threesome demi Fantasi dan Hasilnya Buat Ultah Anak
Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sulawesi Tenggara, Pahri Yamsul, menjelaskan bahwa, sesuai dengan desain yang telah disepakati bersama, bahan untuk pembangunan ini menggunakan GRC.
“GRC ini merupakan salah satu solusi di bidang arsitektur untuk pekerjaan finishing yang mengedepankan estetika, dan didukung oleh baja yang menjadi rangka di dalamnya,” bebernya.
Adapun baja yang digunakan dalam pembangunan ini, kata Pahri, adalah baja I, baja IWS, dan baja bulat, sedangan GRC dipakai sebagai pengganti batu merah atau beton.
“Untuk apa kita pasang batu merah kalau finishingnya kita akan tutupi menggunakan GRC, rugi dua kali kita,” jelasnya.
Untuk ketahanan dari GRC, beber Pahri, itu sudah dilakukan uji laboratorium dan tahan hingga 25 tahun, tahan api dan air, serta tinggal diperbarui menggunakan cat.
Terkait kekosongan di bagian dalam Gerbang Wisata Toronipa, Pahri mengatakan memang didesain seperti itu untuk maintenance jika ada kerusakan atau ketika akan dicat ulang pada bagian luar gerbang.
Sementara kerusakan yang ada pada Gerbang Wisata Toronipa ini, menurut Pahri, dikarenakan olah pengrusakan oleh sejumlah OTK (orang tidak dikenal, red).
Baca Juga: Kelurahan Kambu Rembuk Stunting dan Ajak Warga Pahami 1000 HPK
“Itu dirusaki oleh OTK dan sudah lama kita identifikasi ini karena di dalamnya ada batu-batu yang dipake melempar, gergaji, serta baut-baut pada GRC yang hilang dicuri,” bebernya.
Pahri mengungkap bahwa pekerjaan Gerbang Wisata Toronipa ini belum dilakukan serah terima dari pihak kontraktor ke Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sulawesi Tenggara.
“Masih ada uang kontraktor sekitar Rp 6 miliar belum kita cairkan, akan kita serahkan jika semua kerusakan sudah dilakukan perbaikan,” jelasnya.
Pahri menyebutkan bahwa anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk membangun Gerbang Wisata Toronipa sebesar Rp 32 miliar dan telah sesuai dengan spesifikasi.
“Penggunaan anggaran juga telah diperiksa dan direview oleh Inspektorat hingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),” katanya. (C)
Penulis: Sigit Purnomo
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS