Sudah Diberi Makan Nasi Bungkus, Atlet Disabilitas Sultra Malah Tak Ikut Bertanding di Papua

Kardin, telisik indonesia
Selasa, 26 Oktober 2021
0 dilihat
Sudah Diberi Makan Nasi Bungkus, Atlet Disabilitas Sultra Malah Tak Ikut Bertanding di Papua
Suasana hearing anggota Komisi IV DPRD Sultra bersama atlet disabilitas. Foto: Kardin/Telisik

" Belakangan diketahui, dari 27 atlet tersebut, ada tujuh atlet dipulangkan dengan alasan tidak lolos seleksi. "

KENDARI, TELISIK.ID - Atlet disabilitas yang bakal berangkat pertandingan di Pekan Paralympic Nasional (PEPARNAS) Papua 2021 diduga diberi pelayanan buruk.

Pasalnya, para atlet penyandang disabilitas itu hanya diberi makan nasi bungkus setiap harinya dan meminum air galon saat berada di pusat pelatihan oleh Nasional Paralympic Comite (NPC) Sultra yang menaungi atlet tersebut.

Tak hanya itu, para atlet juga diduga hanya diberikan vitamin berupa tablet dari pengurus NPC Sultra untuk ketahanan tubuh mereka. Belum lagi, mereka diberi tempat tinggal yang tidak layak selama latihan di Kota Kendari.

Terlebih lagi, terdapat beberapa kejanggalan karena tidak lolosnya beberapa atlet dengan alasan tidak lolos seleksi, padahal yang ikut seleksi hanya satu orang saja.

Anggota DPRD Kolaka, Musdalim Zakir yang mengawal kasus para atlet mengatakan, beberapa para atlet yang dipulangkan berasal dari wilayah Kolaka Raya diduga ada kejanggalan.

Dengan anggaran Rp 2 Miliar, kata Musdalim, sangat tidak masuk akal dengan pelayanan yang sangat buruk bagi 27 atlet disabilitas yang akan berangkat ke Papua.

Belakangan diketahui, dari 27 atlet tersebut, ada tujuh atlet dipulangkan dengan alasan tidak lolos seleksi. Padahal PEPARNAS Papua dimulai pada 2 Oktober 2021.

"Sebenarnya 27 atlet, tapi dipulangkan 7 atlet dengan alasan tidak jelas. Belum lagi, masa dikasih makan nasi kuning, satu telur dan dua tempe. Terus minumnya air galon dengan anggaran Rp 2 miliar. Ini kan tidak manusiawi. Itu mereka curhat ke saya," bebernya saat hearing di DPRD Sultra, Selasa (26/10/2021).

Selain itu, kata Musdalim, jika para atlet telah masuk dalam Treaning Center (TC) atau pusat pelatihan mereka seharusnya bukan lagi dalam proses seleksi, tapi sudah lolos sebagai atlet yang bakal bertanding ke Papua.

"Masa sudah latihan di TC masih dikeluarkan dengan alasan tidak lolos seleksi. Kan tidak masuk akal," ujarnya.

Sementara itu, Komisi IV DPRD Sultra yang dipimpin La Ode Frebi Rifai, mendesak agar pihak NPC dapat memasukan semua atlet sebanyak 27 orang tersebut agar bisa ikut bertanding ke Papua.

Baca juga: Wali Kota Kendari Minta Warga Jangan Ngotot Operasikan Pasar Mokoau

Baca juga: Stakeholder di Sultra Bahu Membahu Ciptakan Kesehatan Komunal

"Jadi saya harap NPC Sultra koordinasi ke pusat supaya semua atlet itu bisa ikut bertanding ke Papua. Jangan ada yang ditinggalkan, bagaimana pun caranya," ujar Frebi Rifai.

Frebi Rifai juga menekankan, agar pihak NPC pergi duluan ke Papua untuk melobi panitia PEPARNAS agar dapat mengakomodir 27 atlet tersebut.

"Kalau bisa pergi duluan ke Papua, lobi panitianya supaya bisa masuk semua ini atlet," paparnya.

Senada dengan itu, anggota Komisi IV DPRD Sultra, Titin Nurbaya menyampaikan, agar semua atlet yang telah masuk dalam pusat pelatihan diharuskan mengikuti PEPARNAS Papua.

"Kan kasihan, padahal sudah ikut latihan semua itu atlet. Jadi harus bisa ikut berangkat semua," paparnya.

Sedangkan, Ketua NPC Sultra yang menaungi atlet disabilitas, Kafarudin menerangkan, kuota untuk atlet Sultra hanya 20 atlet saja, olehnya itu tujuh orang lainnya tidak bisa bertanding ke Papua.

Awalnya kata dia, ketujuh atlet dimaksud masuk dalam kategori cadangan bila mana calon utama mendapat kendala teknis.

"Jadi 20 calon ini sudah terdaftar semua di Papua, sudah tidak bisa lagi ditambah. Karena sudah diusulkan. Tadinya yang tujuh ini masuk cadangan, tapi sekarang tidak lagi," ujar Kafarudin.

Meski demikian, Kafarudin tetap akan mencoba untuk menyampaikannya ke NPC Pusat dan panitia PEPARNAS Papua agar dapat menambah kuota atlet tersebut.

"Nanti kita akan coba sampaikan soal penambahan itu," katanya. (A)

Reporter: Kardin

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga