Kuliah Umum Universitas Muhammadiyah Kendari Angkat Isu Pangan dan Lingkungan dengan Perspektif Internasional
Erni Yanti, telisik indonesia
Selasa, 10 Desember 2024
0 dilihat
Universitas Muhammadiyah Kendari, Fakultas Agama Islam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melaksanakan kuliah umum. Foto: Erni Yanti/Telisik
" Guru Besar dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Prof. Dr. Azlan Abas, menegaskan bahwa keberlanjutan lingkungan dapat tercapai jika kebijakan pertambangan dan eksploitasi sumber daya alam lainnya mengedepankan prinsip-prinsip kearifan lokal "
KENDARI, TELISIK.ID – Guru Besar dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Prof. Dr. Azlan Abas, menegaskan bahwa keberlanjutan lingkungan dapat tercapai jika kebijakan pertambangan dan eksploitasi sumber daya alam lainnya mengedepankan prinsip-prinsip kearifan lokal.
Azlan, saat memberikan materi di kuliah umum Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), mencontohkan potensi yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk memperbaiki kebijakan pertambangan yang sering merusak lingkungan.
“Di Sulawesi Tenggara, kita melihat adanya potensi untuk memperbaiki kebijakan pertambangan yang saat ini sering merusak lingkungan. Dengan kebijakan yang tepat, kita bisa menjaga lingkungan, memberikan manfaat sosial, dan tetap mendorong perekonomian lokal,” ungkap Azlan, Selasa (10/12/2024).
Baca Juga: KSOP Kelas II Kendari Uji Petik Kapal Persiapan Nataru 2025
Kuliah umum di aula UMK ini membahas isu krusial terkait ketahanan pangan dan manajemen lingkungan dengan perspektif internasional.
Kuliah umum diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam (FAI) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Selain Azlan, dosen tamu lainnya adalah Ivana Emma dari Inggris.
Azlan dan Ivana membahas pentingnya kolaborasi lintas negara dalam mengatasi tantangan global, khususnya dalam bidang ketahanan pangan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Kedua dosen tamu itu juga berbagi pengalaman dan riset mereka mengenai cara negara-negara seperti Malaysia dan Inggris mengelola ketahanan pangan dan lingkungan di tengah ancaman perubahan iklim.
Pemahaman mahasiswa tentang globalisasi dan kolaborasi lintas disiplin, menurut Azlan, juga penting untuk menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim.
“Komunikasi yang efektif dan kemampuan berbicara di depan umum juga menjadi hal yang penting dalam menghadapi isu-isu global,” ujarnya.
Azlan pun mengingatkan bahwa perubahan iklim tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu, kolaborasi antarnegara dan sektor sangat penting untuk menghadapi dampaknya.
“Mahasiswa harus memiliki kepedulian yang kuat terhadap kondisi daerahnya. Fakultas Agama Islam dan FISIP bukan hanya mengajarkan masalah keagamaan atau sosial politik, tetapi juga tentang pentingnya menjaga lingkungan dan ketahanan pangan,” ujar Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMK, Dr. Yusuf.
Yusuf berharap mahasiswa mengambil peran aktif dalam memecahkan masalah lingkungan dan ketahanan pangan, baik melalui penelitian, pengabdian masyarakat, maupun memberikan masukan kepada pemerintah terkait kebijakan pertambangan dan pengelolaan lingkungan.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMK, Patta Hindi Asis, juga memiliki harapan yang sama agar dilakukan kolaborasi antarberbagai fakultas di UMK untuk mencari solusi atas isu-isu global seperti perubahan iklim.
Ketahanan pangan dan manajemen lingkungan, kata Patta, harus menjadi perhatian utama dalam menghadapi perubahan iklim.
Baca Juga: Distanak Sultra Optimis Regenerasi Petani Bisa Wujudkan Swasembada Pangan
“Kami bersama Fakultas Agama Islam berupaya memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang skenario dan solusi untuk memitigasi dampak perubahan iklim, khususnya terkait aktivitas pertambangan yang besar di Sulawesi Tenggara,” kata Patta.
Selain itu, Patta menilai bahwa kuliah umum ini juga menggambarkan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengatasi tantangan global.
“Kuliah umum ini adalah upaya untuk memperluas wawasan mahasiswa UMK agar mereka lebih peka terhadap isu-isu global dan bagaimana mereka bisa mengambil peran dalam menciptakan solusi berbasis riset dan pengabdian kepada masyarakat,” jelas Patta. (A-Adv)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS