Harga Pangan Belum Naik Signifikan Pasca Kenaikan BBM, Ini Alasannya

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Senin, 12 September 2022
0 dilihat
Harga Pangan Belum Naik Signifikan Pasca Kenaikan BBM, Ini Alasannya
Pasca kenaikan harga BBM, pedagang belum berani menaikkan harga pangan secara signifikan, karena dikhawatirkan akan mengalami kerugian. Foto: Adinda/Telisik

" Sebagian besar bahan pangan saat ini belum mengalami kenaikan harga yang signifikan, padahal pemerintah telah menaikkan harga BBM sampai 30 persen "

KENDARI, TELISIK.ID - Dampak harga BBM terhadap harga pangan di pasar nyatanya belum terlalu terasa kenaikannya oleh masyarakat. Hal ini bukan berarti masyarakat baik-baik saja dengan kebijakan pemerintah tersebut.

Pasca kenaikan BBM yang ditetapkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022), Telisik.id mengunjungi salah satu pasar di daerah Mandonga, Kota Kendari, guna mengecek harga pangan saat ini.

Ternyata, sebagian besar bahan pangan saat ini belum mengalami kenaikan harga yang signifikan, padahal pemerintah telah menaikkan harga BBM sampai 30 persen.

Contohnya saja bawang. Harga bawang merah saat ini adalah Rp 35.000 per kilogramnya. Harga ini hanya naik Rp 2.000 setelah kenaikan BBM. Bawang putih bahkan mempunyai harga jual tetap tanpa kenaikan, yaitu Rp 30.000 per kilogram. Dan untuk jenis bawang bombay, harganya saat ini adalah Rp 30.000 per kilogram, juga hanya mengalami kenaikan Rp 2.000 dari yang sebelumnya Rp 28.000 per kilogram.

Baca Juga: BBM Naik, Harga Pangan di Kendari Masih Normal

Menurut seorang pedagang sembako, Iwan, kenaikan harga cenderung sangat sedikit. Meski begitu, ia memperkirakan ke depannya akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi lagi.

“Dampakya sih belum terlalu terasa, cuma kayaknya ke depannya akan naik lagi kayaknya,” ucap Iwan, Minggu (11/9/2022).

Baca Juga: Target 3 Besar Nasional, Pemda Konawe Optimis Realisasi Investasi 2022 Rp 40 Triliun

Hal ini nyatanya sejalan dengan penjelasan Dr. Nasrul, seorang pengamat ekonomi sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo. Ia mengatakan, dampak kenaikan harga BBM baru akan terasa pada triwulan pertama pasca kebijakan tersebut diberlakukan.

“Masyarakat itu was-was dengan menaikkan harga terlalu tinggi. Karena jangan sampai bahan-bahan yang mereka jual tidak bisa bertahan lama. Ketika mereka menaikkan harga dan orang tidak membeli, itu akan berdampak pada kerugian,” terang Nasrul saat diwawancarai melalui panggilan WhatsApp, Minggu (11/9/2022).

Ia juga menjelaskan bahwa untuk saat ini pedagang hanya berorientasi pada pengembalian harga pokok produksi atau modalnya. Hal ini sebetulnya tidak sehat bagi kehidupan usaha jangka panjang, sehingga sedikit demi sedikit mereka akan tetap menaikkan harga hingga pada puncaknya di bulan ke-empat pasca kenaikan harga BBM. (B)

 

Penulis: Adinda

Editor: Haerani Hambali

 

 

Artikel Terkait
Baca Juga