Hati-Hati, NTT Diingatkan Khusus oleh Presiden Terkait Lonjakan Kasus COVID-19
Berto Davids, telisik indonesia
Senin, 09 Agustus 2021
0 dilihat
Presiden Jokowi. Foto: Repro Google.com
" Dari data yang diterima selama sepekan ini, penambahan kasus aktif di NTT yang awalnya hanya di bawah seribu kasus naik menjadi hampir 4 ribu kasus baru per harinya "
KUPANG, TELISIK.ID - Presiden Joko Widodo menyoroti kenaikan kasus yang terjadi di daerah Luar Jawa-Bali. Terutama Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini disebabkan oleh penambahan kasus aktif di NTT naik signifikan dalam sepekan terakhir.
Saat Rapat Terbatas Evaluasi Perkembangan dan Tindak Lanjut PPKM Level 4 di Istana Kepresidenan Bogor, 7 Agustus 2021, Presiden menyampaikan bahwa Provinsi NTT harus hati-hati
"Yang perlu hati-hati, NTT. NTT hati-hati," tekan Presiden yang dikutip dalam siaran pers Senin (9/8/2021).
Jokowi menyebutkan, dari data yang diterima selama sepekan ini, penambahan kasus aktif di NTT yang awalnya hanya di bawah seribu kasus naik menjadi hampir 4 ribu kasus baru per harinya.
Secara rinci, jumlah kasus aktif NTT selama sepekan ini adalah:
1 Agustus 886 kasus baru
2 Agustus 410 kasus baru
3 Agustus 608 kasus baru
4 Agustus 530 kasus baru
6 Agustus 3598 kasus baru
"Angka-angka yang seperti ini harus direspons secara cepat," ujarnya.
Ia memerintahkan para jajaran untuk melakukan tiga hal penting untuk menekan penyebaran kasus ini. Pertama, mengerem mobilitas masyarakat setidaknya selama dua pekan.
Kedua, merespons secara cepat hasil testing dan tracing agar orang yang telah terpapar virus tidak menularkan lebih luas lagi.
Baca Juga: 3 Cara Ini Bisa Bantu Anda Tunjukkan Bukti Sudah Vaksin COVID-19
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Kendari Menurun, 10 Kelurahan Masuk Zona Hijau
"Berkaitan dengan testing dan tracing segera ditemukan siapa orang-orang yang memiliki kasus positif ini. Segera temukan, merespon secara cepat, karena ini berkaitan dengan kecepatan. Kalau orang yang punya kasus positif udah kemana-mana, menyebar kemana-mana. Segera temukan," kata dia.
Ketiga, menyiapkan tempat isolasi terpusat di semua daerah untuk pasien yang terpapar COVID-19.
"Ini tugasnya gubernur/bupati/wali kota untuk menyiapkan isolasi terpusat di kota masing-masing. Bisa jumlahnya satu, 2, 10. Bisa memakai sekolah, saya lihat beberapa provinsi di Jawa memakai sekolah, memakai balai, gedung-gedung olahraga, diberi tempat tidur yang nyaman, bawa mereka kesana," tutupnya. (C)
Reporter: Berto Davids
Editor: Haerani Hambali