Hoax, Tiga Hari ke Depan Arus Angin Utara Ke Selatan Membawa Wabah
Muhammad Israjab, telisik indonesia
Jumat, 10 April 2020
0 dilihat
Prakirawan BMKG stasiun meteorologi maritim Kendari, Faizal Habibie. Foto: Muhammad Israjab/Telisik
" Iya itu hoax, untuk saat ini umumnya arah angin berhembus dari Tenggara hingga Barat Daya, dimana angin tersebut membawa udara basah yang berpotensi terjadi hujan sedang sampai lebat, di beberapa wilayah Sultra. "
KENDARI, TELISIK.ID - Informasi yang menyatakan akan ada angin utara menuju selatan membawa wabah penyakit, hal tersebut dapat dipastikan bukan berasal dari BMKG dan isi informasi tersebut hoax serta tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Menurut Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie menjelaskan Informasi yang beredar adalah benar-benar hoax yang tidak bisa dibenarkan.
"Iya itu hoax, untuk saat ini umumnya arah angin berembus dari Tenggara hingga Barat Daya, dimana angin tersebut membawa udara basah yang berpotensi terjadi hujan sedang sampai lebat, di beberapa wilayah Sultra," ucapnya, Jumat (10/4/2020).
"Sehingga masyarakat untuk tidak percaya terhadap isu tersebut dan berhati-hati. Sebaiknya, mengklarifikasi ke BMKG terdekat terkait isu-isu tentang cuaca, gempa bumi, klimatologi dan kualitas udara," sambungnya.
Baca juga: Warga Temukan Tengkorak di Kebun
BMKG menegaskan bahwa, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang berada pada peralihan musim hujan menuju musim kemarau sehingga sirkulasi angin tidak lagi di dominasi angin dari Utara (dari Benua Asia), bahkan di beberapa wilayah di bagian Selatan Indonesia kini sudah mulai berembus angin dari Timur - Selatan (dari Benua Australia).
Wilayah Sultra masih berpeluang terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat, kadang disertai guntur dan angin kencang pada beberapa wilayah di Sultra bagian Utara.
Umumnya hujan tersebut terjadi pada siang dan sore hari. Akan tetapi untuk wilayah Selatan Sultra terjadi pada malam dan dini hari.
Baca juga: 1.130 Paket Sembako untuk Warga Terdampak COVID-19
"Faktor penyebab dari peningkatan curah hujan ini diantaranya, ada pertemuan massa udara atau belokan angin, massa udara pada lapisan bawah atmosfer relatif lembab. Berkisar 70-90 persen, suhu permukaan laut di perairan Sultra dan teluk Bone cukup hangat, ditambah dengan indeks labilitas udara cukup kuat sehingga potensi peningkatan curah hujan terjadi di wilayah Sultra," ungkap Faisal.
BMKG Kendari menghimbau masyarakat agar waspada dan terus berhati hati terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti, banjir, genangan, longsor, guntur, angin kencang, puting beliung yang terjadi akibat peningkatan curah hujan tersebut.
Beberapa waktu ini beredar pesan singkat yang tersebar di masyarakat melalui WhatsApp yang menyatakan akan ada angin Utara menuju Selatan yang membawa wabah penyakit.
Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Sumarlin