Ini Esensi Ibadah dalam Islam
Andi Sulthan Mujahidin, telisik indonesia
Rabu, 21 April 2021
0 dilihat
Ilustrasi ibadah. Foto: Repro detikcom
" Ibadah yang bersifat primer itu yang wajib, sekunder itu ibadah sunnah atau dianjurkan, dan yang tersier itu adalah tergantung kondisi dan keadaan kita untuk melakukan, apa dipandang baik dalam agama maupun tradisi seperti baca tahlil, isra mi'raj "
KENDARI, TELISIK.ID - Ibadah menurut bahasa adalah merendahkan diri, ketundukan. dan kepatuhan akan aturan-aturan agama.
Dalam Islam sendiri. ibadah merupakah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya. baik dari ucapan maupun perbuatan.
Ketua Komisi Dakwah MUI Sultra, H. Jahada S.Ag M.Pd.i menjelaskan, dalam Islam terdapat tiga macam ibadah yaitu, ibadah yang bersifat primer, sekunder, dan tersier.
"Ibadah yang bersifat primer itu yang wajib, sekunder itu ibadah sunnah atau dianjurkan, dan yang tersier itu adalah tergantung kondisi dan keadaan kita untuk melakukan, apa dipandang baik dalam agama maupun tradisi seperti baca tahlil, isra mi'raj," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Selasa (20/4/21).
Ia juga menjelaskan, segala sesuatu aktifitas yang bersifat fisik maupun non fisik terlibat dalam proses ibadah, maka menjadi indah dalam pandangan Allah.
"Jangan kita terlalu berfikir bahwa sesuatu yang buruk itu adalah buruk, karena sesuatu yang buruk dalam pandangan manusia belum tentu buruk dalam pandangan Allah," jelasnya.
H. Jahada melanjutkan, esensi ibadah adalah beribadah untuk keridhoan Allah bukan untuk sebuah imbalan, termasuk imbalan dari Allah.
Baca Juga: Tetap Khusyuk Salat di Masjid Meski Berjarak
"Esensinya adalah ridholah kepada Allah agar kamu diridhoi. Imbalan itu sifatnya bisnis. Tak perlu mencari ridho, kita saja yang ridho maka Allah akan ridho," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, ridho yang dimaksud adalah manusia menerima dan mensyukuri segala kondisi yang ada dalam diri manusia.
"Kita saja yang ridho, Allah terimakasih Engkau memberi tubuh seperti ini, Engkau berikan modal seperti ini, tidak seganteng sana tetapi saya punya fisik dan rohani karena sama-sama lahir tanpa membawa emas, saya kembangkan potensi saya. Kekurangan dijadikan kelebihan," ungkapnya.
"Maaf, ucok baba misalnya, jika dia berfikir kenapa saya harus begini tidak seperti rano karno, tetapi diterima dan ridho maka dia kembangkan potensinya akhirnya kelemahannya menjadi kelebihannya, jadilah dia artis," jelasnya. (B)
Reporter: Andi Sulthan Mujahidin
Editor: Fitrah Nugraha