Jual kentut Sendiri Hingga Rp 2 Miliar, Wanita Kena Serangan Jantung Akibat Buat Angin Terus

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Sabtu, 15 Januari 2022
0 dilihat
Jual kentut Sendiri Hingga Rp 2 Miliar, Wanita Kena Serangan Jantung Akibat Buat Angin Terus
Seorang wanita yang sempat jual kentutnya alami serangan jantung. Foto: Kumparan

" Wanita itu melakukannya lantaran angin kentut yang ia keluarkan laku dijual hingga Rp 2 miliar "

KENDARI, TELISIK.ID - Seorang wanita mengungkapkan bagaimana dia mengalami kondisi seperti serangan jantung karena terlalu banyak kentut.

Bukan tanpa alasan, wanita itu melakukannya lantaran angin kentut yang ia keluarkan laku dijual hingga Rp 2 miliar.

Steph Matto, wanita berusia 31 tahun, baru-baru ini menemukan dirinya di A&E dengan gejala serangan jantung ketika dia mengalami nyeri tembak di dadanya.

Dokter melakukan tes darah dan EKG tetapi kemudian memberi tahu wanita asal Connecticut, AS tersebut bahwa itu disebabkan oleh kelebihan gas.

"Saya pikir saya mengalami stroke dan ini adalah saat-saat terakhir saya. Saya berlebihan," kenangnya dikutip dari Daily Star, Sabtu (15/1/2022).

Baca Juga: 4 Kota Paling Berbahaya di Dunia, Dipenuhi Kekerasan dan Pembunuhan

Dilansir Viva.co.id, Influencer tersebut telah mendapatkan 147.000 Poundsterling (Rp 286 miliar) dari angin kentut yang dijual di stoples. Namun, peristiwa serangan jantung membuatnya pensiun dari kerjaannya itu.

Baca Juga: Sungai Amazon, Sungai Terpanjang Kedua di Dunia dan Melintasi 6 Negara

Bermula dari November tahun lalu ketika Steph mulai menjual kentutnya setelah menerima permintaan di situs konten dewasa Unfiltrd. Produk unik itu membuatnya mendapatkan 740 Poundsterling (Rp 14 juta) per stoples, meskipun Steph menawarkan diskon 50 persen selama periode perayaan.

Untuk memenuhi permintaan, yang membuatnya memeras hingga 50 stoples kentut seminggu, "pengusaha" itu melakukan diet tinggi serat. Dia memulai pola makan dari kacang-kacangan dan telur sebelum dia mulai menambahkan protein shake untuk membuat kentutnya berbau lebih buruk. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga