Kawal Bakat Siswa Lewat CCTV dan Filosofi H2F, Cara Kepala SMAN 1 Kendari Hidupkan Sekolah
Ana Pratiwi, telisik indonesia
Rabu, 22 Oktober 2025
0 dilihat
Kepala SMAN 1 Kendari, Ruslan. Foto: Ana Pratiwi/Telisik.
" Sore hari di SMA Negeri 1 Kendari, suasana sekolah masih ramai meski jam belajar telah usai "

KENDARI, TELISIK.ID - Sore hari di SMA Negeri 1 Kendari, suasana sekolah masih ramai meski jam belajar telah usai. Dari ruang kerjanya yang sederhana, Kepala Sekolah Ruslan memantau aktivitas para siswa melalui layar CCTV, mulai dari lapangan futsal hingga ruang latihan paduan suara.
Di balik tatapannya yang tenang, tersimpan rasa bangga setiap kali melihat siswanya berlatih dengan penuh semangat.
“Anak-anak ini bukan hanya belajar untuk menang lomba, tapi belajar mengenali dirinya sendiri,” ujarnya sambil tersenyum.
Sejak dipercaya menjadi Kepala Sekolah ke-11 SMA Negeri 1 Kendari, Ruslan bertekad menjadikan sekolah ini bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tetapi juga rumah kedua bagi siswa tempat mereka merasa aman berekspresi dan berprestasi.
Di bawah kepemimpinannya, sekolah ini semakin dikenal sebagai wadah pengembangan bakat. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, debat, hingga sains terus dikembangkan melalui sistem pembinaan berjenjang. Para guru yang memiliki minat dan kemampuan khusus dilibatkan sebagai pembina.
“Guru yang membina siswa sesuai bakatnya akan ikut merasa bangga ketika anak-anak berhasil,” katanya, Rabu (22/10/2025).
Bagi Ruslan, penghargaan tidak harus selalu berupa materi. Apresiasi moral seperti ucapan terima kasih atau pengakuan di lingkungan sekolah justru lebih bermakna karena menumbuhkan rasa kebersamaan dan semangat berjuang.
Baca Juga: Kepala SMAN 2 Kendari Serahkan Seragam Gratis Bantuan Gubernur Sulawesi Tenggara pada 80 Siswa
Sebagai kepala sekolah, Ruslan memilih untuk terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Ia mengenal banyak siswanya secara pribadi, bahkan kerap menjadi penengah ketika muncul persoalan antara siswa dan orang tua.
Pernah suatu kali, seorang siswa dilarang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler oleh orang tuanya. Ruslan tidak menegur, melainkan mengundang orang tua tersebut untuk berdialog langsung.
“Kadang orang tua hanya khawatir. Saya jelaskan bahwa anak-anak di sekolah selalu dalam pengawasan. Kami punya 24 titik CCTV, jadi semua kegiatan terekam dan bisa dipantau kapan saja,” jelasnya.
Menurutnya, hubungan antara sekolah dan orang tua tidak boleh hanya muncul ketika anak bermasalah. Orang tua juga perlu hadir saat anak berprestasi.
“Sekolah punya keterbatasan. Kalau orang tua ikut mendukung, anak-anak akan tumbuh lebih percaya diri,” tambahnya.
Dalam setiap pembinaan, Ruslan selalu menyelipkan pesan inspiratif. Salah satu yang paling diingat oleh siswa-siswanya adalah filosofi “H2F” (Head, Hand, Foot) kepala, tangan, dan kaki.
“Seseorang bisa mapan bukan hanya karena kepalanya, tapi bisa juga karena tangannya, atau bahkan kakinya,” tuturnya.
Ia mencontohkan, banyak orang sukses karena kecerdasan intelektual seperti B.J. Habibie, namun tidak sedikit pula yang berhasil berkat keterampilan dan ketekunan, seperti atlet dan seniman.
Filosofi sederhana itu ia gunakan untuk menanamkan nilai bahwa setiap bakat layak dihargai. Masa SMA, katanya, adalah masa penjajakan jati diri —masa yang menentukan arah hidup seseorang.
“Kalau salah arah di masa ini, anak-anak bisa kehilangan waktu berharga. Tugas sekolah adalah menuntun mereka agar tidak salah jalan,” ujarnya penuh makna.
Baca Juga: Proyek Otak Manusia Buatan Ilmuwan Bikin Dunia Ketakutan
Bagi Ruslan, menjadi kepala sekolah bukan tentang jabatan, tetapi tentang pengabdian dan tanggung jawab terhadap masa depan generasi muda. Ia ingin SMAN 1 Kendari dikenal bukan hanya karena prestasinya, tetapi juga karena kehangatan dan perhatian terhadap setiap siswanya.
“Anak-anak harus merasa sekolah ini adalah rumah kedua mereka,” katanya.
Dengan semangat pembinaan, pendampingan, dan komunikasi yang terbuka, Ruslan berharap sekolah yang ia pimpin terus melahirkan siswa yang cerdas, berkarakter, dan bahagia sesuai dengan filosofi hidup yang selalu ia pegang: Pendidikan bukan sekadar mengajar kepala, tapi juga menyentuh hati.
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS