Kehidupan Unik Suku Bajo di Pulau Wangi-Wangi Wakatobi
Wiwik Prihastiwi, telisik indonesia
Kamis, 04 Mei 2023
0 dilihat
Kampung suku Bajo dengan segala keunikannya di Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi. Foto: Wiwik Prihastiwi/Telisik
" Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, memiliki satu suku yang berada di Desa Mola Raya yaitu suku Bajo "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, memiliki satu suku yang berada di Desa Mola Raya yaitu suku Bajo. Suku Bajo dengan gaya hidup yang unik, menarik untuk diketahui.
Suku Bajo merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut. Gaya hidup sederhana, rumah tersusun dari kayu - ada juga dari batu dan semen - yang mengapung, dengan tiang-tiang tertancap di dasar laut. Berenang, memancing atau mencari ikan dan biota laut lainnya dan sekedar bermain dengan sampan, merupakan aktivitas sehari-harinya. Laut menjadi bagian penting dari hidup mereka.
Dikenal sebagai pengembara laut, saat laut dengan gelombang tinggi pun mereka tetap melakukan kegiatannya. Ketika berkunjung ke suku Bajo, tidak hanya kaum laki-laki yang melakukan pencarian ikan, tapi terlihat juga ibu-ibu tangguh mengayun perahunya mencari ikan.
Salah seorang warga suku Bajo, Tisa mengungkapkan, mata pencaharian mayoritas masyarakat suku Bajo adalah nelayan. Mengandalkan kekayaan hasil laut dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari meski saat cuaca buruk.
"Saat gelombang laut tinggi dan angin kencang, ada beberapa yang tetap mencari ikan," ungkap Tisa.
Dengan model rumah mengapung, masyarakat bahkan dapat memancing ikan dari dalam rumah.
"Beberapa orang seperti orang tua dengan kekuatan fisik menurun, mereka memancing dari dalam rumahnya," lanjutnya.
Kepala Desa Mola Raya, Derdi menuturkan, nelayan merupakan mata pencaharian utama suku Bajo. Mereka akan memanfaatkan cuaca baik untuk mencari ikan yang kemudian sebagian hasil tangkapannya dibudidaya di bawah rumahnya.
"Selain mencari ikan untuk dijual, masyarakat suku Bajo juga mencari ikan untuk dibudidaya sehingga ketika cuaca buruk, mereka mempunyai persediaan," ungkapnya kepada Telisik.id via telepon seluler, Kamis (25/5/2023) malam.
Dengan aktivitas sebagian besar di laut, hampir semua masyarakat suku Bajo memiliki sampan atau perahu sebagai transportasi utama mereka.
Di suku Bajo, terdapat rumah di tengah-tengah laut yang tidak bisa dijangkau dengan jalan kaki atau tidak ada jembatan penghubung. Mereka akan memanfaatkan perahu atau rakit untuk kesana kemari.
Keberadaan suku Bajo menjadi bukti kegiatan wisata bahari, wisata unggulan di Kabupaten Wakatobi. Suku Bajo dengan keunikannya, mampu mendatangkan segenap wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Derdi menuturkan, wisatawan kerap datang untuk melihat dan menyaksikan kehidupan sehari-hari suku Bajo.
"Wisatawan dari Eropa seperti Australia, Inggris, Belanda dan lainnya pernah berkunjung bahkan menginap beberapa hari untuk menjalani kehidupan ala masyarakat suku Bajo," tutupnya. (B)