Kembangkan Durian Otong, Petani di Kolut Dapat Omset Rp100 Juta Pertahun
Muh. Risal H, telisik indonesia
Sabtu, 22 Februari 2020
0 dilihat
" Salah satu kelebihan durian otong itu lebih cepat berbuah dibanding durian lokal. Dalam waktu 3 sampai 4 tahun sudah bisa berbuah sementara durian lokal 7 sampai 10 tahun. "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID -
Keuletan Tahiruddin (45), petani asal Desa Lengkong Batu, Kecamatan Pakue Utara, Kolaka Utara (Kolut) membudidayakan durian otong emas kini berbuah manis.
Durian otong emas yang telah dibudidayakan sejak empat tahun lalu, kini telah menembus pasar Pulau Kalimantan, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Makassar dengan omset pertahunnya mencapai Rp100 juta.
Menurut Tahiruddin, keseriusan dirinya mengembangkan durian otong dibanding tanaman lainnya dikarenakan minimnya biaya perawatan dan pemeliharaannya yang terbilang santai dan tidak menguras tenaga namun penghasilannya cukup menjanjikan.
"Salah satu kelebihan durian otong itu lebih cepat berbuah dibanding durian lokal. Dalam waktu 3 sampai 4 tahun sudah bisa berbuah sementara durian lokal 7 sampai 10 tahun," kata Tahiruddin saat ditemui di kebun durian miliknya, Jumat (21/2/2020).
Baca Juga : Pedagang Ributkan Lods, Dewan Cari Solusi
Lebih lanjut, bapak tiga anak ini mengungkapkan jika sejak 2019 lalu durian otong hasil budi dayanya telah menembus pasar hingga pulau Kalimantan seperti Banjarmasin, NTB dan Makassar dengan omset mencapai Rp100 juta permusimnya.
"Tiga hari yang lalu pembeli asal Banjarmasin langsung kesini dan membeli sekitar 600 buah dengan berbagai ukuran dan harga mulai dari Rp50.000 sampai 150.000 perbuah. Kemarin juga pembeli asal NTB masuk dan memesan dengan jumlah yang sama. Baru-baru ini ada permintaan untuk ke Jakarta hanya saja barangnya tidak mencukupi karena pesanannya satu kontainer," jelasnya.
Baca Juga : Hadirnya Gapoktan AAS, Petani Miskin Bombana Berpeluang Dapat Bantuan
Untuk teknik pengemasan dengan pengiriman jarak jauh, lanjutnya, buah duriannya harus matang atau tua dengan tingkat kematangannya bervariasi antara 60%, 75%, dan 80%.
Saat ini, Tahiruddin telah membudidayakan 400 pohon durian otong emas dengan luas kawasan budi daya kurang lebih 3 hektar.
Tidak hanya itu, dirinya juga melakukan sosialisasi dan mengajak petani lainnya untuk membudidayakan durian otong sehingga ke depannya bisa memenuhi permintaan pasar hingga Pulau Jawa.
Walaupun terbilang berhasil, Tahiruddin tetap berharap adanya bimbingan dari dinas terkait untuk memberikan arahan sehingga tiap tahunnya produktifitas bisa lebih meningkat.
Reporter: Muh. Risal
Editor: Rani