Kemenangan Dianulir Sepihak, Peserta Lomba Video Konten Literasi Tuding Dinas PerpusArsip Curang

Muh. Risal H, telisik indonesia
Rabu, 28 Mei 2025
0 dilihat
Kemenangan Dianulir Sepihak, Peserta Lomba Video Konten Literasi Tuding Dinas PerpusArsip Curang
Rekapan nilai hasil lomba video konten literasi yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kolaka Utara. Foto: Muh. Risal H/Telisik

" Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (PerpusArsip) Kabupaten Kolaka Utara dituding curang oleh salah satu tim peserta lomba vidio konten literasi yang digelar Dinas PerpusArsip penkang lalu "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (PerpusArsip) Kabupaten Kolaka Utara dituding curang oleh salah satu tim peserta lomba vidio konten literasi yang digelar Dinas PerpusArsip penkang lalu.

Tudingan tersebut disematkan pada panitia lomba oleh tim MI Familia yang sebelumnya diumumkan sebagai juara III. Namun, empat hari kemudian pengumuman kemenangan tersebut dianulir menjadi juara harapan I.

Ketua tim MI Familia, Nurul Hikmah menuturkan, pihaknya dikonfirmasi panitia pada Sabtu (24/5/2025) jikalau tim mereka berhasil meraih juara terbaik III dalam lomba video konten literasi.

Namun, Selasa (27/5/2025) atau empat hari pasca pengumuman pertama mereka mendapati kenyataan yang cukup mengejutkan bahwa kemenangan yang didapat dianulir ke juara harapan I.

"Pembatalan juara terjadi setelah ada publikasi resmi di akun sosial media Instagram, Facebook, dan group whatsapp," beber Nurul Hikma pada telisik.id, Selasa (28/5/2025).

Kata Nurul, timnya tidak dikonfirmasi lebih awal terkait perubahan juara lomba. Mereka baru mengetahuinya dan mendapat klarifikasi dari pihak panitia saat zoom meeting. Ia juga, kecewa sebab setelah empat hari lama pengumuman awal baru ada perubahan.

Baca Juga: Kabar Gembira, BLT Dana Desa di Buton Bakal Cair Jelang Idul Adha 2025

"Kenapa mesti empat hari. Harusnya kalau memang ada salah, ya hari itu juga. Alasan panitia katanya ada kesalahan teknis. Salah mengimput nilai dari juri lomba dalam pengumuman awal. Tanpa klarifikasi yang memadai, tanpa komunikasi personal yang baik, dan tanpa empati atas perasaan peserta yang sudah diberi harapan," urainya.

Ini bukan soal piala atau gelar, lanjutnya, Ini tentang transparansi, profesionalisme, dan menghargai karya serta jerih payah peserta.

"Ketika lembaga yang seharusnya menjadi panutan dalam dunia literasi justru abai pada prinsip integritas, maka yang dirugikan bukan hanya peserta, tetapi juga semangat literasi itu sendiri," terangnya.

Kejadian ini menjadi refleksi bagi semua pihak bahwa kejujuran dan tanggung jawab adalah bagian dari nilai literasi yang tak boleh diabaikan.

"Dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal dari pihak panitia. Yang katanya salah input nilai. Kegiatan sebesar itu yang waktu penilaian tidak sebentar bahkan melalui dua tahap penilaian," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Lomba, A. Ida yang dikonfirmasi langsung tidak menyanggah jika kekeliruan itu memang dari kesalahan pengimputan nilai. Hal itu diketahui setelah dilakukan pengecekan ulang antara lembaran nilai dengan yang diinput via aplikasi Excel.

“Ada satu nilai yang salah input dari angka 74 di lembar nilai tetapi yang diinput justru angka 34. Ini murni kekeliruan teknis, tidak ada unsur kesengajaan atau tekanan dari pihak mana pun,” jelasnya.

Kekeliruan penginputan itu baru diketahui empat hari berikutnya disaat rekapan nilai hendak dilakukan penandatanganan dari dewan juri. Penandatanganan itu tidak dilakukan pada 25 Mei karena pada saat itu merupakan hari Sabtu atau libur berkantor.

“Saya cek satu per satu ternyata ada yang salah input di Excel. Ketika saya tidak memperbaiki hal ini pasti kami tidak adil dan merampas hak pemenang yang sebenarnya,” katanya.

Dengan prinsip kejujuran dan keadilan, pihaknya terpaksa melakukan pembatalan meskipun dinilai pahit dan menerimah konsekuensi yang ada.

“Kami sudah menyampaikan permintaan maaf kepada pihak yang dirugikan karena menimbulkan ketidaknyamanan,” ucapnya.

Tidak hanya itu, panitia juga sempat menerima protes dari peserta lain soal durasi video milik Mi Familia yang dianggap tidak sesuai pedoman terkait durasi.

Namun, pihaknya menyebut bahwa sebelum tahap penilaian, sudah ada komunikasi dengan dewan juri terkait kemungkinan adanya kebijakan khusus melihat kondisi lapangan, termasuk memberikan apresiasi pada peserta yang aktif dalam sesi pembekalan.

“Memang ada peserta yang merasa dirugikan, bahkan sempat datang langsung menyampaikan keberatan. Namun kami memiliki bukti diskusi dan keputusan bersama dalam grup juri yang menjadi dasar pengambilan keputusan,” jelasnya.

Baca Juga: Calon Jemaah Haji Kolaka Utara 2025 Full Servis, Biaya Embarkasi hingga Uang Saku Ditanggung

Sebagai bentuk tanggung jawab, panitia menggelar sesi klarifikasi melalui Zoom dan grup WhatsApp peserta untuk menjelaskan seluruh proses dan dasar pengambilan keputusan.

Namun, karena kendala teknis saat Zoom dan keterbatasan waktu, penjelasan tersebut sempat tertunda dan menimbulkan kesalahpahaman.

“Jadi bukan sengaja menghentikan zoom karena durasi waktunya telah habis hingga kami lanjutkan pembicaraan melalui grup whatsap,” katanya meluruskan.

Di akhir pernyataannya, mewakili seluruh panitia lomba menegaskan kembali bahwa mereka bertindak berdasarkan asas keadilan dan keterbukaan, serta berkomitmen untuk menjadikan evaluasi ini sebagai pelajaran dalam pelaksanaan lomba berikutnya.

Diketahui, Vidio konten literasi yang dilombakan tim MI Familia berdurasi 3.38 menit. Mengangkat tema "langkah kecil menuju literasi".

Vidio konten yang garap hampir sebulan ini menyampaikan pesan moral, Literasi tak hanya hidup di kota besar. Ia tumbuh dari sudut desa, dari pojok baca kecil, dari anak-anak yang bermimpi besar. Menuju Indonesia Emas, semua daerah punya peran penting. (B)

Penulis : Muh. Risal H

Editor: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga