Kisah Mualaf Koh Hanny Kristianto, Dari Pembenci jadi Cinta Islam
Merdiyanto , telisik indonesia
Minggu, 02 Maret 2025
0 dilihat
Koh Hanny Kristianto sebelumnya pembenci Islam memutuskan mualaf. Foto: Repro Instagram @hannykristianto
" Dikenal sebagai mantan pembenci Islam, Koh Hanny kini justru menjadi seorang Muslim yang taat dan aktif dalam kegiatan dakwah "

JAKARTA, TELISIK.ID - Perjalanan spiritual Koh Hanny Kristianto, seorang pria keturunan Tionghoa, menginspirasi banyak orang. Dikenal sebagai mantan pembenci Islam, Koh Hanny kini justru menjadi seorang Muslim yang taat dan aktif dalam kegiatan dakwah.
Koh Hanny Kristianto, memutuskan masuk Islam pada 2013. Setelah menjadi mualaf Hanny mengalami gejolak dan penolakan keras.
Selain itu, keluarga sendiri membencinya, dan komunitasnya mencaci maki. Namun, keteguhan iman Hanny akhirnya meluluhkan hati mereka.
Seiring waktu, lingkungan yang awalnya membencinya mulai melunak dan menerima keputusan keyakinannya.
Sebelum memutuskan menjadi mualaf, Koh Hanny Kristianto merupakan penginjil yang benci Islam. Ia kemudian masuk Islam pada usia 36 tahun.
Kebenciannya terhadap Islam justru mendorongnya untuk mempelajari Al-Qur'an dan Islam, hingga akhirnya ia menemukan kebenaran Islam.
Koh Hanny membagikan perjalanan spiritualnya dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Cinta Quran TV.
“Saya masuk Islam karena benci Islam. Makanya kalau benci Islam jangan setengah-setengah, full bencinya jadi tahu jeleknya di mana dan kebenaran Islam ada di Alquran,” ujar Koh Hanny dikutip dari Suara.com jaringan telisik.id, Minggu (2/3/2025).
Baca Juga: Kisah Mualaf Pendeta Ginno Albert, Sering Mengaitkan Ajaran Islam dengan Kristiani
Koh Hanny meyakini bahwa ada hikmah di balik caci maki dan penolakan dari orang-orang terdekatnya saat ia masuk Islam. Dengan menerima semua itu, Koh Hanny merasa benar-benar merasakan nikmat Islam dan hidayah dari Allah.
“Saya dulu pemikul salib, jual harta untuk Yesus kalau sekarang sama jual harta untuk Allah,” kata pria asalnya dari Yogyakarta itu.
Ia menceritakan banyak kisah dalam perjalanan hijrahnya sebagai mualaf. Namun, inti dari semua itu adalah keyakinannya bahwa Islam adalah agama yang paling benar.
“Saya bersyukur ketika saya masuk Islam ada yang memusuhi menjahati. Kalau saya nggak pernah merasakan terhina dihinakan bagaimana saya tahu kasih sayang Allah,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, ia menceritakan bahwa dulunya ia adalah seorang pengusaha yang merantau di Kalimantan. Awal mula ia mengenal dan mendalami Islam adalah dari coba-coba, apalagi ia adalah seorang penginjil.
Saat itu, ia merasa penasaran, misalnya dalam agama sebelumnya ia mengimani Yesus sebagai Roh Kudus. Namun, setelah mempelajari Al-Qur'an, ia menemukan bahwa Roh Kudus adalah Malaikat Jibril.
Dengan latar belakang sebagai penginjil, Koh Hanny ingin membuktikan adanya kelemahan dalam Al-Qur'an. Ia mencoba mencari kontradiksi, tetapi hasilnya, ia justru mendapati bahwa Al-Qur'an sempurna tanpa kontradiksi.
Akhirnya, ia dengan mantap mengucapkan dua kalimat syahadat di Mojokerto, Jawa Timur, pada Februari 2013.
Alasan ia memilih Mojokerto sebagai tempat pengucapan syahadat adalah karena ia akan menikahi calon istrinya yang tinggal di Mojokerto.
Keputusan Koh Hanny untuk masuk Islam mendapat penentangan dari keluarganya, terutama dari ibunya yang sangat menentang.
Koh Hanny mengungkapkan bahwa ia mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan ibunya. Sang ibu, yang memendam amarah, menatap tajam Koh Hanny saat ia bersyahadat.
Setelah keputusannya memeluk Islam, ia merasa dijauhi oleh keluarga dan kerabatnya.
“Hubungan awalnya (dengan keluarga) ya yang namanya orang pindah agama itu otomatis orang terdekat kaget dan nggak setuju pasti,” kata Koh Hanny yang mendirikan Mualaf Centre Indonesia dikutip dari kanal Youtube Rasil TV.
Meskipun ditentang oleh keluarganya, Koh Hanny tidak membalas dengan perlakuan serupa. Ia teringat akan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, yang menjadi pedoman baginya di masa-masa awal mendalami Islam.
“Islam mengajari kita ketika orang kontra dengan pilihan kita, mengeras dan (jangan) lakukan hal tidak baik, itulah Islam. Bagaimna nabi dulu dakwah di Thaif, dilempari batu sampai berdarah, nggak melawan,” ujarnya.
Pada awal perjalanannya sebagai mualaf, Koh Hanny menghadapi pertentangan dari keluarganya. Selain ibunya, adiknya yang seorang aktivis gereja juga memusuhinya.
Ia mengakui bahwa karena keputusannya memeluk Islam, ia diperlakukan berbeda oleh ibunya dibandingkan dengan adiknya.
Koh Hanny memahami penolakan itu, karena di mata ibu dan adiknya, ia dianggap telah mengkhianati keyakinan mereka sebelumnya.
Baca Juga: Kisah Mualaf Nurhayadi, Dibuang Keluarga hingga Dipaksa Makan Rumput
Meskipun demikian, Koh Hanny menunjukkan Islam sebagai agama yang ramah, dan perlahan-lahan sikap keluarganya mulai berubah. Mereka yang sebelumnya menentang Islam, kini mulai terbuka dan mengubah citra mereka terhadap agama tersebut.
“Sekarang, mereka akhirnya paham saya nggak melawan dengan hakimi balik, karena meneladani seperti Rasulullah. Kita doakan nanti mereka mengenal Islam seperti saya. Kalau bales dengan kasar, apa bedanya kita dengan mereka. Di mana letak rahmatal lil alamin,” ujarnya.
Salah satu bukti bahwa keluarganya mulai menerima Islam adalah ketika Koh Hanny mengajak ibunya mengunjungi Masjid Ash Shidiq di Cikeas, masjid yang ia kelola dan bangun dari donasi umat Muslim. Ibunya merasa takjub dengan semangat keagamaan Koh Hanny.
“Ibu saya, saya undang salah satunya ke Masjid (Ash Shidiq) karena banyak non muslim yang merasa takut masuk masjid. Terus ibu saya bilang wah uangmu banyak ya (bangun masjid megah). Saya jawab ‘bukan’, ini dari Allah. Ibu saya bilang ‘ternyata mesjid itu enak ya, aku heran orang sudah ke mesjid kelakuannya beda'” ujar Koh Hanny mengisahkan.
Dengan menunjukkan kasih sayang dalam berislam, Koh Hanny berhasil membuktikan keyakinannya. Ia pun mengungkapkan bahwa ibunya kini merasa bahagia.
“Dia bilang ‘mama bangga punya anak kayak kamu, ternyata Islam mengubah kamu jadi lebih baik,” ujar Koh Hanny. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS