Kisah Nuri, Seorang Ibu yang Selalu Bawa Anak saat Memulung
Tim Telisik, telisik indonesia
Rabu, 12 Oktober 2022
0 dilihat
Ibu Nuri bersama anaknya sedang beristirahat usai memulung, untuk menyambung hidup. Foto: Jekaristian Lase/Telisik
" Teriknya tengah hari, tidak menyurutkan semangat seorang Ibu mendorong gerobaknya sambil membawa anaknya yang masih berusia 3 tahun "
KENDARI, TELISIK.ID - Teriknya tengah hari, tidak menyurutkan semangat seorang Ibu mendorong gerobaknya sambil membawa anaknya yang masih berusia 3 tahun.
Ia adalah Ibu Nuri, tinggal di Lorong Jambu Wirabuana, Poasia, Kota Kendari, sebenarnya ia melakukan pekerjaan seperti ini dikarenakan satu pilihan untuk menyambung hidup, menggantikan suami yang sedang sakit sejak 1 tahun tekahir dan sudah tidak bisa mencari nafkah.
Ibu Nuri tinggal di sebuah kos-kosan bersama suami dan anaknya yang ia kontrak seharga Rp 250 ribu per bulan, akan tetapi untuk meringankan pembayaran, Ibu Nuri membayar kos dengan mencicil Rp 5 ribu perhari.
Baca Juga: Kakek 80 Tahun yang Bertahan Hidup dengan Memulung
Ibu Nuri mempunyai 4 orang anak, namun 3 orang anaknya sudah tidak tinggal bersama mereka. Ia memulung karena sudah tidak ada yang mampu dia kerjakan, dikarenakan mempunyai anak yang masih kecil. setiap hari ia mengais rezeki dengan cara memulung, hasilnya akan dijual dengan harga Rp 150 hingga Rp 3 ribu per kilo gram.
"Tidak adami perkerjaan yang mampu saya kerjakan selain memulung tiap hari, karena saya juga punya anak kecil jika harus kerja sama orang, kalau tidak memulung bagaimana kami bisa makan," ucapnya.
Baca Juga: Tinggal di Gubuk Bocor, Kakek 70 Tahun Ini Bertahan Hidup dari Sampah
Ibu Nuri bekerja sebagai pemulung sejak 1 tahun terakhir semenjak sang suami jatuh sakit dan tidak bisa bekerja lagi, barang bekas ia bawa pulang setiap harinua, seperti botol plastik dan kardus.
Ia mulai memulung dari pukul 03.00 Wita hingga 18.00 Wita, terkadang juga hingga 20.00 Wita sampai isi gerobak penuh.
Bersama anaknya, Ibu Nuri biasa istrahat di samping jalan hanya makan dengan nasi, tanpa ada lauk pauk.
"Hasil setiap memulung cukup untuk beli beras 1 liter, yang penting ada dimakan," ucapnya. (A)
Penulis: Jekaristian Lase
Editor: Kardin