Kunker ke Manado Legislatif Kolaka Utara Koordinasi Kebijakan Ekspor Komoditi Pertanian

Muh. Risal H, telisik indonesia
Minggu, 03 Juli 2022
0 dilihat
Kunker ke Manado Legislatif Kolaka Utara Koordinasi Kebijakan Ekspor Komoditi Pertanian
Wakil Ketua DPRD Kolaka Utara, Hj. Ulfa Haerudin, ST dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Foto: Humas DPRD Kolaka Utara

" Akhir Mei 2022 lalu, Wakil Ketua II bersama Ketua Komisi III dan beberapa anggota DPRD Kolaka Utara mengadakan kunjungan kerja di Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Geliat ekspor komoditi hasil pertanian di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), sejak 2020 hingga 2022 meningkat pesat bahkan di tengah pandemi COVID-19 yang telah memporak-porandakan prekonomian sebagian daerah.

Dikutip dari Sindonews.com, tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19, ekspor komoditas pertanian di Manado tetap meningkat, salah satunya bunga pala yang berhasil diekspor 78,9 ton dengan nilai sebesar Rp 412 miliar. Angka tersebut naik hingga 55%.

Balai Karantina Pertanian (Barantan) Manado tahun ini kembali menargetkan penambahan ekspor hasil pertanian baru ke sejumlah negara.

Komoditas pertanian yang cukup potensial untuk diekspor di antaranya bawang merah di Kabupaten Minahasa, Minsel, Kotamobagu, sereh di Kota Bitung, bunga krisan di Tomohon, umbi porang di Bolaang Mongondow, briket di Sangihe, dan serat abaka di Talaud.

Selain itu, jumlah eksportir baru bertambah 30 orang dari 61 orang pada tahun 2021 (dikutip dari Antaranews.com).

Muhammad Zafaat Nur, anggota DPRD Kolaka Utara dari Fraksi Partai Demokrat yang turut serta dalam rombongan kunker di Manado. Foto: Humas DPRD Kolaka Utara

 

Dilansir dari Kompas.com, ekspor dari Sulut tercatat melonjak drastis selama Maret 2022 hingga menghasilkan surplus pada neraca perdagangan sebesar 121,99 juta dollar AS.

Peforma positif ini dipertahankan salah satunya dengan ekspor beragam komoditas baru, seperti sarang burung walet dan gula merah.

Baca Juga: Sekretaris I PKK Sulsel Beri Pesan Mendalam di Pengukuhan FMDKI Pusat

Meningkatnya ekspor di Sulut itu, membuat berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara, melakukan kunjungan kerja untuk berkoordinasi guna mengetahui lebih jauh mekanisme kebijakan ekspor komoditas hasil pertanian yang diterapkan di Manado.

Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kolaka Utara, Hj. Ulfa Haeruddin, ST usai berkunjung ke Balai Karantina Pertanian (Barantan) Manado, Mei 2022 lalu, bersama Anggota Komisi II dan Komisi III mengungkapkan, progres ekspor hasil pertanian di Sulut sangat luar biasa.

"Di sana kami banyak menggali informasi dan belajar bagaimana mekanisme ekspor. Dari sana kami juga bisa mengetahui, jika ekspor satu komoditi itu tidak mesti skala besar, tapi skala kecil pun sebenarnya komoditi itu sudah bisa diekspor," terangnya.

Komoditas hasil pertanian dan perkebunan di Manado, Sulawesi Utara, lanjutnya, kurang lebih sama dengan Sulawesi Tenggara khususnya Kolaka Utara seperti kelapa, pala, cengkeh, dan coklat, termasuk umbi porang. Hanya saja, di Kolaka Utara hasil komoditas pertanian dan perkebunan belum terkelola dengan baik, sehingga belum memberikan hasil maksimal untuk petani.

"Sementara sumber daya alam kita sangat mendukung. Hasil pertanian dan perkebunan juga melimpah hanya saja petani atau UMKM kita masih bingung untuk memasarkan kemana hasil atau produk pertanian mereka," jelasnya.

Lebih lanjut Ulfa menuturkan, pertumbuhan ekspor komoditas pertanian dan perkebunan di Manado sangat pesat dikarenakan sejalan dengan program pemerintah daerah yang mendorong lahirnya para eksportir-eksportir muda dengan cara melakukan pembinaan dan membuat regulasi yang memudahkan mereka sehingga iklim investasi berkembang.

Wakil Ketua II DPRD Kolaka Utara bersama rombongan anggota DPRD saat berdiskusi dengan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, Sulawesi Utara. Foto: Humas DPRD Kolaka Utara

 

"Tidak hanya mendorong tumbuhnya eksportir muda, di sana pemda juga berusaha mencari pangsa pasar luar untuk setiap jenis komoditas pertanian. Dan saya pikir ke depannya pemerintah dapat mencoaba mencari pasar untuk satu jenis komoditas pertanian di Kolut," tukasnya.

Selai kelapa, salah satu komoditi ekspor unggulan Sulut, lanjutnya, yakni bunga pala dan juga komoditas baru, sarang burung walet.  

"Menurut info Barantan, nilai ekspor sarang burung walet bisa mencapai Rp 50 juta per kilogramnya. Hanya menurut mereka, untuk komoditas ini masih tahap penjajakan," terangnya saat ditemui di ruang Komisi I beberapa waktu lalu.

Ulfa berharap, ke depannya Pemkab Kolut melalui dinas-dinas terkait seperti Disbunnak, Pertanian dan Tanaman Pangan, Koperasi dan UKM, dan Perindustrian dapat berkolaborasi mencari pangsa pasar luar untuk hasil pertanian di Kolut.

"Perusda juga harus pro aktif mencari investor atau paling tidak pro aktif mencari pasar untuk produk-produk pertanian atau UMKM yang saya lihat saat ini sangat berkembang. Kenapa tidak perusda yang jadi wadahnya tempat berkumpulnya UMKM atau mungkin tempat mencari pemasaran di luar daerah," pungkasnya.

Hal sama disampaikan, Muhammad Zafaat Nur yang turut kunker ke Barantan Manado. Menurutnya, kelapa merupakan salah satu komoditas ekspor masyarakat Sulut.

Baca Juga: PPPK Guru di Muna Belum Gajian, Kepala BPKAD: Nanti Dirapel

"Hampir semua bagian dari buah kelapa dimamfaatkan bahkan diekspor ke luar negeri, seperti air kelapa, dagingnya (santan), sabut (cocopeat) dan tempurung (arang)," bebernya.  

Sayang di Kolaka Utara, kata politisi Partai Demokrat ini, komoditas kelapa baru sebatas penjualan dalam daerah, paling jauh Makassar. Itupun hanya daging kelapa dan arangnya saja.

"Seharusnya, Pemda Kolut mulai melirik potensi pasar kelapa, sehingga ke depannya bisa menggerakkan UMKM agar dapat melakukan ekspor secara langsung ke manca negara," tutupnya.

Diketahui, akhir Mei 2022 lalu, Wakil Ketua II bersama Ketua Komisi III dan beberapa anggota DPRD Kolaka Utara mengadakan kunjungan kerja pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado.

Kunjungan kerja ini bertujuan untuk koordinasi terkait mekanisme dan kebijakan ekspor komoditi pertanian di Wilayah Sulawesi Utara.

Kunker dipimping Hj. Ulfa Haerudin, ST (F PKB), Abu Muslim, SH (Golkar) Hj. Sukmawati, SE (F PKB), Muhammad Zafaat Nur (F Demokrat) Drs. H. Sudarmin, (F PBB), dan  Hardianti (F Demokrat). (B-Info)

Penulis: Muh Risal H

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga