LPG 3 Kilogram Diprediksi Naik hingga 8,17 Juta Ton pada 2025
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 28 Agustus 2024
0 dilihat
Pada tahun 2025, diperkirakan akan terjadi peningkatan penggunaan LPG 3 kilogram di Indonesia. Foto: Repro Niaga Asia
" Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa kuota volume gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025 disepakati sebesar 8,17 juta metrik ton "
JAKARTA, TELISIK.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa kuota volume gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025 disepakati sebesar 8,17 juta metrik ton.
Peningkatan ini menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2024, dan diperkirakan akan semakin mempertegas posisi LPG 3 kilogram sebagai kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa peningkatan volume LPG 3 kilogram ini didorong oleh permintaan masyarakat yang terus meningkat.
Menurutnya, kebutuhan LPG 3 kilogram di kalangan masyarakat terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna dan pertumbuhan ekonomi yang memengaruhi konsumsi energi rumah tangga.
Permintaan yang semakin tinggi ini memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam hal pengadaan dan distribusi LPG bersubsidi.
Baca Juga: Sepak Terjang Andika Perkasa, Eks Panglima Andalan Megawati di Pilkada
Untuk itu, pemerintah tengah menyiapkan berbagai strategi guna memastikan ketersediaan LPG 3 kilogram tetap terjaga dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, tanpa membebani anggaran negara.
Salah satu langkah yang tengah dipertimbangkan adalah dengan mempercepat pembangunan jaringan gas (jargas) di berbagai daerah di Indonesia.
Pengembangan jargas ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap LPG impor, sekaligus memperluas akses energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan bagi masyarakat.
“Memang selain LPG bersubsidi kita juga lagi berpikir untuk bagaimana bikin jaringan gas dan membangun industri LPG di Indonesia. Nah problemnya bahan baku C3 dan C4, tapi kita lagi koordinasikan dengan SKK dan Pertmaina nantinya untuk memikirkan langkah ini," kata Bahlil saat Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (28/8/2024), seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga tengah menggencarkan program hilirisasi LPG. Program ini melibatkan identifikasi lapangan-lapangan migas dalam negeri yang masih memiliki kandungan campuran gas Propane (C3) dan Butane (C4).
Kedua komponen ini merupakan bahan baku utama untuk produksi LPG. Dengan mengoptimalkan sumber daya alam dalam negeri, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG.
Baca Juga: Sepekan Ini Hujan Lebat dan Angin Kencang Bakal Melanda Beberapa Wilayah di Tanah Air
Bahlil juga menyebutkan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Pertamina untuk merealisasikan rencana pembangunan industri LPG di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Data dari Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023 menunjukkan bahwa impor LPG sepanjang 2023 telah mencapai 6,950 juta ton atau sekitar 79,7 persen dari total kebutuhan LPG nasional yang mencapai 8,710 juta ton.
Jumlah ini mencerminkan peningkatan sebesar 3,13 persen dibandingkan dengan realisasi impor LPG pada tahun 2022 yang tercatat sebesar 6,739 juta ton.
Jika melihat tren selama sepuluh tahun terakhir, impor LPG Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Kondisi ini menambah beban keuangan negara, mengingat subsidi untuk LPG 3 kilogram masih menjadi salah satu pos pengeluaran terbesar dalam APBN. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS