Marcel Krass, Mualaf Jerman yang Temukan Kedamaian Setelah Berjuang Lawan Keraguan
Merdiyanto , telisik indonesia
Rabu, 10 Desember 2025
0 dilihat
Mualaf Jerman Marcel Krass, temukan kedamaian usai memeluk Islam. Foto: Repro Islamische.
" Kisah perjalanannya, yang penuh dengan keraguan dan pencarian jawaban atas pertanyaan eksistensial "

BERLIN, TELISIK.ID - Di tengah maraknya isu Islamofobia di Eropa, khususnya Jerman, kisah Marcel Krass muncul sebagai teladan bagi para pencari kebenaran spiritual.
Marcel, seorang insinyur listrik berusia 48 tahun asal Jerman, telah menjadi tokoh dakwah terkemuka sejak memeluk Islam pada 1995 di usia 18 tahun.
Kisah perjalanannya, yang penuh dengan keraguan dan pencarian jawaban atas pertanyaan eksistensial, baru-baru ini kembali viral melalui video YouTube dan podcast, menginspirasi ribuan orang di seluruh dunia.
Dibesarkan dalam keluarga Kristen di Jerman, Marcel awalnya skeptis terhadap Islam akibat pengaruh media dan lingkungan sekitar.
Pada usia 18 tahun, sebuah percakapan dengan sahabatnya asal Pakistan memperkenalkannya pada konsep tauhid—keesaan Tuhan.
Namun, bukannya langsung menerima, Marcel justru berdoa agar Islam bukanlah kebenaran, karena takut akan penolakan dari keluarga dan masyarakat.
"Saya memohon kepada Tuhan agar Islam tidak benar," ungkapnya, seperti dikutip dari podcast The Thinking Muslim, Selasa (9/12/2025).
Perjuangan batin ini berlangsung selama berbulan-bulan, di mana ia membaca literatur Islam secara sembunyi-sembunyi, mencari celah untuk membantahnya.
Baca Juga: Deretan Artis Indonesia Mualaf yang Dibesarkan Keluarga Pendeta
Namun, justru melalui pencarian itu, Marcel menemukan jawaban atas pertanyaan besarnya: apa yang terjadi setelah kematian?
Titik balik datang saat ia menyadari bahwa iman bukan soal kenyamanan, melainkan keabadian.
Pada 1995, Marcel mengucapkan syahadat dan merasakan kedamaian luar biasa saat pertama kali sujud dalam salat.
"Islam memberi saya ketenangan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terbesar dalam hidup," katanya.
Sejak itu, Marcel tidak hanya bertahan sebagai mualaf, tapi juga aktif berdakwah. Lulusan teknik elektro ini telah bepergian ke berbagai negara Muslim, memperkaya pemahamannya tentang Islam.
Pada 2007, ia mulai terlibat secara intens dalam dakwah di Jerman, menjadi salah satu pionir di kalangan penutur bahasa Jerman.
Spesialisasinya adalah bahasa Arab Al-Qur'an, yang ia pelajari dan ajarkan melalui Deen Akademie, institut yang didirikannya pada 2020.
Selain itu, sejak 2018, Marcel menjabat sebagai juru bicara Federal Islamic Union, organisasi hak sipil Muslim di Jerman.
Ia juga aktif sebagai pemandu ziarah Hajj dan Umrah, membantu umat Muslim dalam perjalanan spiritual mereka, dilansir dari islamic-invitation.com, Selasa (9/12/2025).
Kisah Marcel semakin relevan di tengah naiknya Partai Alternatif untuk Jerman (AfD), partai sayap kanan yang anti-Islam dan memperoleh 20% suara dalam pemilu parlemen baru-baru ini.
Dalam podcast The Thinking Muslim, Marcel memperingatkan tentang scapegoating terhadap Muslim, di mana AfD menargetkan simbol-simbol Islam seperti menara masjid dan azan.
Meski demikian, ia optimis bahwa konstitusi Jerman melindungi kebebasan beragama, dan dakwah harus terus dilakukan dengan teladan.
Baca Juga: Perjalanan Spiritual Mahershala Ali: Masa Kecil Sulit ke Islam hingga Jadi Aktor Muslim Pertama Peraih Oscar
"Islam bukan agama baru bagiku; itu adalah rumah yang selalu kucari," tutupnya.
Kisah Marcel Krass bukan hanya cerita konversi, tapi juga pengingat akan kekuatan iman di tengah tantangan.
Di Jerman, di mana populasi Muslim mencapai 5-6 juta orang, figur seperti Marcel membantu membangun jembatan pemahaman antar komunitas. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS