Mengenal Tradisi Tato Badan Suku Kalinga di Filipina

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 18 April 2024
0 dilihat
Mengenal Tradisi Tato Badan Suku Kalinga di Filipina
Tato badan menjadi tradisi yang dilakukan suku Kalinga di Filipina. Foto: Repro www.popbela.com

" Bagi para wanita Suku Kalinga, tato bagaikan perhiasan. Spesialnya lagi, mereka yang bertato menandakan sudah tanda matang dan siap dipinang "

MANILA, TELISIK.ID - Tradisi unik terjadi di berbagai daerah dan negara, salah satunya di Filipina. Negara ini memiliki tradisi yang dilakukan masyarakat, yakni tato badan.

Dikutip dari idntimes.com, layaknya Suku Dayak di Kalimantan, Suku Kalinga di Filipina ini juga punya tradisi menato tubuhnya. Tato diukir dengan cara dipukul dengan kayu pemukul, tintanya terbuat dari gula dan jelaga.

Tato tersebut bukan sekadar gambar, ada makna di balik itu semua. Bagi para wanita Suku Kalinga, tato bagaikan perhiasan. Spesialnya lagi, mereka yang bertato menandakan sudah tanda matang dan siap dipinang.

Melansir superlive.id dari kumparan.com, men badan ini sudah menjadi tradisi yang melekat dengan kebudayaan Filipina. Faktanya, tradisi menato yang dilakukan Suku Kalinga sudah ada sejak 1000 tahun silam. 

Konon, hanya ada satu orang anggota suku saja yang boleh menato warganya. Kini orang tersebut adalah Apo Whang-Od, seorang wanita tua yang sudah berusia 101 tahun. Nantinya, keponakan bernama Grace Palicas akan meneruskan menjadi penato selanjutnya.

Baca Juga: Hasil Riset Tunjukkan Bahaya Tato, Bikin Rusak Organ Tubuh

Setiap tato yang dibuat selalu memiliki arti tersendiri. Bagi para wanita, tato merupakan perhiasan. Biasanya para wanita menato bagian lengannya dengan motif garis-garis dan juga di lehernya dengan bentuk kalung.

Wanita Suku Kalinga yang sudah ditato, artinya sudah siap untuk menikah. Tato yang ada di tubuh mereka menambah kecantikan dan membuat para pria jatuh hati. Bahkan, jika ada wanita dewasa yang tidak mau menato tubuhnya, maka tidak ada pria yang mau meminan dirinya.

Sementara untuk para pria, tato merupakan simbol kejantanan dan kebanggaan. Biasanya para pria menato bagian perut hingga dada, lengan, dan punggung mereka. Semakin banyak tato yang ada di tubuh mereka, maka semakin tinggi pula status pria di Suku Kalinga.

Baca Juga: Deretan Artis Wanita Ini Punya Tato di Area Sensitif, Nomor 4 Tak Disangka

Teknik yang dipakai Apo Whang-Od dalam menato memang masih tradisional. Ia menggunakan peralatan sederhana, tidak memakai jarum suntik melainkan berupa kayu dan duri yang berasal dari pohon. Adapun prosesnya, bagian ujung kayu berbentuk seperti huruf L dijepitkan duri dan ditusukkan ke tubuh yang hendak ditato dengan cara dipukul/ditetak menggunakan kayu pemukul. Sementara tintanya, terbuat dari gula dan jelaga.

Motif tato Suku Kalinga didominasi dengan garis dan tidak ada simbol hewan. Dengan alat yang tradisional itu pun tentu bakal menimbulkan rasa sakit. Setelah ditato, biasanya tubuh mereka akan membengkak hingga dua pekan.

Masyarakat setempat sangat menjaga tradisi itu hingga saat ini. Bahkan hal itu sekarang sudah menjadi daya tarik para pelancong untuk datang. (C)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga