Mengintip Kehidupan Manusia Gerobak di Pinggir Jalan Kendari

Bambang Sutrisno, telisik indonesia
Kamis, 23 Mei 2024
0 dilihat
Mengintip Kehidupan Manusia Gerobak di Pinggir Jalan Kendari
Ibu Ruha dengan gerobaknya, berkeliling mencari barang bekas yang masih bisa ditukar dengan uang. Foto: Bambang Sutrisno/Telisik

" Ibu Ruha (60) meluruskan kakinya yang letih. Kerudung hitamnya sedikit basah, begitupun baju yang melekat di badannya "

KENDARI, TELISIK.ID - Di pinggir jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, terlihat seorang ibu berbaju merah maron, berteduh dari rintik hujan, Kamis (23/5/2024) pagi.

Gerobaknya terbuat dari kayu yang dicat putih, menyimpan berbagai barang bekas yang bagi sebagian orang tidak lagi berguna. Tapi bagi ibu berbaju merah maron ini, kardus, triplek dan botol bekas itu adalah uang.

Ibu pemilik gerobak ini meluruskan kakinya yang letih. Kerudung hitamnya sedikit basah, begitupun baju yang melekat di badan. Ibu Ruha (60) pemilik gerobak mengatakan, dia berkeliling mencari barang bekas dari tempat tinggalnya di dekat Sekolah Luar Biasa (SLB) sampai seputaran MTQ.

Baca Juga: Pantang Menyerah, Driver Ojol di Kendari Ini Tetap Semangat Mencari Nafkah Meski Sakit

Ia menyusuri jalan-jalan sekitar dekat rumahnya, hingga di Eks MTQ setiap hari pukul 06:00 pagi sampai 18:00 Wita. Waktunya habis di jalanan, demi mengumpulkan barang bekas untuk ditimbang.

"Biasanya saya kumpul dua atau tiga minggu kemudian baru bawa ke pengumpul. Bulan lalu Rp 1,6 juta saya dapat. Sekarang susah kumpul barang bekas, apa lagi kardus di musim hujan kayak sekarang ini susah," ujar Ibu Ruha sambil memijit betisnya.

Dulu dia pernah berjualan di salah satu Sekolah Menegah Pertama (SMP), jualan mi siram dan pop ice. Tapi karena ongkos sewanya naik, dia putuskan berhenti.

"Saya tidak mampu bayar sewa tempat, harga sewanya Rp 1,5 juta per bulan, sementara pendapatan usaha tidak seberapa, jadi saya memutuskan berhenti menjual di sekolah itu," tuturnya.

Sejak 2018 ia berhenti berdagang, uang modal habis untuk hidup. Terpaksa ia mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan di umurnya yang tidak muda lagi.

Baca Juga: Penjual Sapu Lidi Mengais Rezeki di Tengah Hujan Deras, Kadang Hanya Dapat Rp 10 Ribu

"Tidak ada yang mau memperkerjakan orang tua seperti saya ini, jadi dari pada menganggur lama, mending saya berusaha mengumpulkan barang bekas biar ada uang beli bahan pokok," katanya sambil tersenyum kecut.

Saat ini dia tinggal bersama anaknya yang bekerja sebagai tukang ojek. Merasa enggan membebani anaknya yang semata wayang, mendorongnya terus bekerja agar bisa menghidupi diri sendiri, tanpa bergantung pada anaknya.

Seorang pengguna jalan yang melihat Ibu Ruha, Jamaluddin, merasa iba. Menurutnya, di usianya yang sudah tua, harusnya Ibu Ruha duduk tenang di rumah. Tapi Ibu Ruha harus bekerja keras mendorong gerobak keliling kota demi mendapatkan uang untuk menyambung hidup. (B)

Penulis: Bambang Sutrisno

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga