Kisah Arip, Ayah Tiga Anak di Kendari yang Bertahan Hidup Lewat Siomai

Tim Telisik, telisik indonesia
Selasa, 16 September 2025
0 dilihat
Kisah Arip, Ayah Tiga Anak di Kendari yang Bertahan Hidup Lewat Siomai
Arip (40), gigih berjualan siomai di Kendari dengan rata-rata pendapatan harian mencapai Rp 400 ribu. Foto:Haikal Hermawan Saputra/Telisik

" Di balik gemerlap lampu-lampu Kota Kendari saat senja, ada sosok sederhana yang setiap harinya setia dengan sepeda motor miliknya yang mengangkut dagangan siomai "

KENDARI, TELISIK.ID – Di balik gemerlap lampu-lampu Kota Kendari saat senja, ada sosok sederhana yang setiap harinya setia dengan sepeda motor miliknya yang mengangkut dagangan siomai.

Ia adalah Arip (40), seorang ayah tiga anak yang telah 12 tahun menggantungkan hidup dari berjualan siomai.

Setiap hari, sejak pukul 17.00 hingga 21.00 Wita, Arip setia menjajakan siomai di Pasar Baruga. Sesekali ia berkeliling ke sekitaran Baruga, berharap ada pelanggan baru yang tertarik mencicipi dagangannya.

Baca Juga: Panas dan Hujan jadi Teman Setia Ibu Pemulung di Kendari dalam Mengais Rejeki

Dari usaha kecil ini, Arip memperoleh penghasilan sekitar Rp 400 ribu per hari. Uang itu menjadi tumpuan hidup istri dan ketiga anaknya, yang masing-masing berusia 20 tahun, 17 tahun, dan si bungsu yang masih duduk di bangku SD, berumur 8 tahun.

“Alhamdulillah, rezeki dari jualan siomai ini cukup untuk makan, biaya sekolah anak, dan kebutuhan lainnya,” ucap Arip dengan senyum tulus saat ditemui di lapaknya, Selasa (16/9/2025) lalu.

Perjalanan Arip sebagai penjual siomai bukan tanpa rintangan. Ia memulai usaha ini karena ingin memberikan penghidupan lebih layak untuk keluarganya. Keputusan yang tak mudah, namun ia jalani dengan tekad kuat dan penuh keikhlasan.

Namun, bukan berarti hidupnya selalu manis seperti saus kacang yang menemani siomainya. Arip mengaku bahwa hari libur sering kali menjadi ujian tersendiri.

“Kalau hari libur, biasanya orang lebih banyak jalan-jalan ke luar kota. Pembeli jadi berkurang,” keluhnya.

Kondisi kesehatan juga kerap menjadi kendala. “Kalau saya sakit, otomatis tidak bisa jualan. Penghasilan pun langsung hilang hari itu,” tambahnya.

Meski begitu, semangat Arip tak pernah surut. Ia melihat setiap tantangan sebagai bagian dari perjuangan hidup yang harus dijalani dengan ikhlas.

Baca Juga: Pria Jauh dari Tanah Jawa, Coba Peruntungan di Kendari Jual Bakpao

Tak ada yang lebih membahagiakan bagi Arip selain bisa melihat anak-anaknya sekolah dan tumbuh sehat. Setiap lembar uang hasil jualannya disisihkan demi masa depan mereka. Ia sadar, meski usahanya kecil, dampaknya besar untuk keluarga.

“Saya akan terus berjualan siomai sampai kapan pun. Ini adalah mata pencaharian saya dan keluarga,” ucap Arip mantap, penuh keyakinan.

Di tengah gempuran modernisasi dan persaingan usaha kuliner yang semakin ketat, Arip tetap bertahan dengan siomainya yang sederhana. Ia membuktikan bahwa ketulusan, kerja keras, dan kasih sayang seorang ayah bisa menjadi pondasi kuat dalam menghadapi kerasnya hidup.

Arip bukan hanya penjual siomai. Ia adalah simbol dari jutaan rakyat kecil yang tak pernah menyerah demi orang-orang yang mereka cintai.

Penulis: Haikal Hermawan Saputra

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga