Muballigh Kendari Dukung MUI Surabaya

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Jumat, 15 November 2019
0 dilihat
Muballigh Kendari Dukung MUI Surabaya
Muballigh Kota Kendari, Ustad Husen Harun Akuba Abu Rezky Foto: Istimewa

" Saya rasa MUI ini sudah selayaknya meluruskan umat dari perkara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Maka pernyataan berupa himbauan ini harus didukung, karena memang dalam aqidah kita tidak perlu mengucapkan salam kepada agama lain. "

KENDARI, TELISIK.ID - Umat Muslim dan pejabat publik dihebohkan dengan adanya imbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), khususnya MUI Jawa Timur (Jatim), untuk menghindari pengucapan salam kepada semua agama dalam pidato sambutan pada acara resmi.

Meski surat imbauan yang dikeluarkan pada 8 November lalu kini menuai kontra, imbauan yang terbilang kontroversial ini juga mendapatkan dukungan termasuk dari Muballigh Kota Kendari.

Salah seorang Muballigh Kota Kendari, Ustad Husein Harun Akuba Abu Rizky mengatakan, sudah seharusnya MUI memberikan imbauan dan mengeluarkan fatwa terhadap perbuatan atau kebiasaan ummat Islam yang dinilai bertentangan dengan syariat Islam.

Sebab, kata dia, MUI merupakan lembaga yang mewadahi para ulama, zu'ama dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin dalam perkara yang bisa menjeruskannya pada kemaksiatan dan kesyirikan.

"Saya rasa MUI ini sudah selayaknya meluruskan umat dari perkara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Maka pernyataan berupa himbauan ini harus didukung, karena memang dalam aqidah kita tidak perlu mengucapkan salam kepada agama lain," katanya kepada Telisik.ID, Kamis (14/11/2019).

Untuk diketahui, sebagaimana yang dilansir suara.jatim.com bahwa imbauan itu termuat dalam surat edaran yang ditandatangani Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori dan Sekretaris Umum Ainul Yaqin, yang dimana imbauan tersebut merujuk pada rekomendasi Rakernas MUI pada 11-13 Oktober 2019 di Nusa Tenggara Barat menyampaikan taushiyah dan pokok-pokok pikiran.

Ketua MUI Jatim, KH Abdusshomad Buchori, dalam keterangannya menyebut ucapan salam semua agama sebagai bagian implementasi toleransi antar beragama bukan dengan menggabungkan, menyeragamkan, atau menyamakan doa yang berbeda.

Tetapi toleransi adalah kesiapan menerima adanya perbedaan dengan cara bersedia untuk hidup bersama di masyarakat dengan prinsip menghormati masing-masing pihak yang berbeda.

Sehingga ucapan salam pembuka adalah bagian dari doa yang tidak terpisahkan dari ibadah dalam sebuah agama. Misalnya salam umat Islam “Assalamualaikum” yang berarti semoga Allah mencurahkan keselamatan kepada semuanya.

Maka begitu pula dengan salam umat Budha, Hindu, dan agama lainnya yang memiliki artinya masing-masing.

Untuk itu, pihaknya menyerukan kepada umat Islam khususnya dan kepada pemangku kebijakan agar dalam persoalan salam pembuka dilakukan seseuai dengan ajaran agama masing-masing.

Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Sumarlin

Baca Juga