Natalius Pigai, Mercusuar dari Bumi Cendrawasih
Haidir Muhari, telisik indonesia
Selasa, 26 Januari 2021
0 dilihat
Natalius Pigai. Foto: Repro fajar.co.id
" Natalius Pigai namanya. Ia lahir di Paniai, Papua pada 28 Juni 1975. Ia dikenal sebagai aktivis yang kerap menyuarakan keadilan dan penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM). "
JAKARTA, TELISIK.ID - Putra bumi Cendrawasih itu ialah tokoh yang kerap memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tak memihak rakyat. Seperti mercusuar, ia masih bersuara lantang di tengah kuatnya godaan 'bagi-bagi kue'.
Natalius Pigai namanya. Ia lahir di Paniai, Papua pada 28 Juni 1975. Ia dikenal sebagai aktivis yang kerap menyuarakan keadilan dan penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM).
Pigai adalah aktivis mahasiswa era 1995-1999. Ia juga salah satu pejuang reformasi. Bahkan pada tahun 1997, Pigai menjadi Ketua Asosiasi Mahasiswa Papua Internasional.
Kritikannya tentang vaksin Sinovac bag bola salju yang terus bergulir. Oleh salah satu oknum dari organisasi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin menyandingkan foto Pigai dengan gambar gorila. Tindakan itu ditengarai sebagai tindakan rasisme
Lalu siapakah Natalius Pigai? Berikut kami sajikan biodatanya yang disarikan dari berbagai media.
Pigai santer di publik saat menjadi satu-satunya komisioner Komisi Nasional (Komnas) HAM periode 2012-2017. Sebelum di Komnas HAM, Pigai aktif di beberapa organisasi, antara lain Wahana Lingkungan Hidup, PMKRI, KontraS, dan Petisi 28.
Selain dikenal sebagai aktivis HAM, alumni Ilmu Pemerintahan dari Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta tahun 1999 ini, juga bekerja sebagai Penyelidik Swasta dan Konsultan Bidang Bisnis dan HAM di beberapa perusahaan Asing dan Domestik.
Baca juga: KH As'ad Humam, Sosok Penemu Metode Iqra
Karir Pigai dimulai sebagai staf khusus pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari 1999 hingga 2004. Saat itu menterinya dijabat oleh Alhilal Hamdi, lalu Jacob Nuwa Wea.
Selanjutnya pada 2006 sampai 2008, ia pernah menjadi tim asistensi Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Sudarsono Hardjosukerto. Pigai juga pernah menjadi Penasihat BRR Aceh-Nias di Deputi Pengawasan dan Menulis Ensiklopedia Tsunami Aceh-Nias (2008-2009).
Pigai juga pernah mengikuti pendidikan nonformal, yaitu Pendidikan Statistika di Universitas Indonesia pada tahun 2004. Setahun kemudian mengikuti pendidikan Peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Setelah itu ia mengikuti Kursus Kepemimpinan di Lembaga Administrasi Negara pada 2010-2011.
Di sela kesibukannya, Pigai juga menyisihkan waktu untuk menulis buku. Beberapa bukunya yang sudah terbit antara lain Evolusi Nasionalisme dan Sejarah Konflik Papua, Migrasi Tenaga Kerja Internasional, Anak Indonesia Teraniaya: Status kewarganegaraan Anak TKI di Malaysia, dan Tenaga Kerja Penyandang Cacat.
Sejauh ini Pigai telah banyak mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap menyelewengi hak-hak rakyat. Misalnya pemblokiran internet bagi masyarakat Papua.
Terlepas dari pro-kontra terhadap kritik yang disampaikan, satu hal yang nampak di publik, sejauh ini Pigai tak tersandung 'bagi-bagi kue'.
Namun, seperti kata pameo, di bawah kolong langit hal yang pasti adalah perubahan. Manusia bisa saja berubah sewaktu-waktu. Waktu jualah yang menguji keteguhan jati diri seseorang. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Fitrah Nugraha