Nyamannya Berdagang di Pasar Ilegal

Sasmiraza, telisik indonesia
Jumat, 13 November 2020
0 dilihat
Nyamannya Berdagang di Pasar Ilegal
Pedagang Pasar Panjang tidak ingin kembali ke Pasar Baru, karena merasa lebih nyaman di pasar ilegal itu. Foto: Sasmiraza/Telisik

" Kita lebih nyamanmi disini memang daripada mau kembali ke Pasar Baru. "

KENDARI, TELISIK.ID - Pedagang Pasar Panjang Kendari hingga kini masih bertahan. Sebagaimana diketahui, Pasar Panjang Kendari merupakan salah satu pasar tradisional ilegal yang tidak memiliki izin pemerintah.

Sudah berkali-kali direncanakan hendak ditertibkan, namun selalu saja gagal dilakukan.

Awal mula adanya Pasar Panjang ini, ketika Pasar Baru yang kini berganti nama Pasar Sentral Wua-Wua Kendari mengalami kebakaran hebat pada tahun 2010 silam.

Pada saat itu, seluruh bangunan Pasar Baru habis dilahap si jago merah. Yang akhirnya, Pemkot Kendari mengambil tindakan untuk merelokasi seluruh pedagang Pasar Baru ke Pasar Panjang hingga tahap rehabilitasi Pasar Baru usai.

Kenyataannya, seiring dengan berjalannya waktu, para pedagang yang dulunya berjualan di Pasar Baru malah merasa nyaman berdagang di Pasar Panjang yang sebenarnya sifatnya hanya sementara.

Baca juga: Gubernur Ali Mazi Bentuk Tim untuk Selamatkan Aset Pemprov

"Kita lebih nyamanmi disini memang daripada mau kembali ke Pasar Baru," ungkap salah seorang pedagang, Agus (48) saat ditemui Telisik.id Kamis (12/11/2020).

Tak hanya itu, selain lokasinya yang strategis, ternyata omzet yang didapatkan para pedagang lebih besar dibandingkan dengan berjualan di Pasar Baru.

Faktor penyebab lainnya dikarenakan situasi di Pasar Panjang lebih ramai, baik dari segi penjual maupun pembeli, berbeda dengan Pasar Baru yang selalu sepi pembeli.

Agus (48) menambahkan, penyebab sepinya pembeli di Pasar Baru disebabkan karena sejak awal diresmikan, pungutan biaya parkir sangat besar, sehingga orang memilih parkir di tepi jalan. Akibatnya, jalanan depan pasar sering mengalami kemacetan parah.

"Iya orang jadi tidak maumi masuk karena parkirannya dihitung per jam, tapi sekarang sudah digratiskan karena sepimi di sana, baru sering macet juga," tutupnya. (B)

Reporter: Sasmiraza

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga