Pedagang Gorengan di Kendari Untung Kecil Usai Harga Minyak Naik
Nur Fauzia, telisik indonesia
Kamis, 02 Mei 2024
0 dilihat
Gorengan yang dijual oleh Ibu Ana yang dijual dengan harga Rp. 5000 per empat gorengan karena mahalnya harga minyak. Foto: Nur Fauzia/Telisik
" Harga minyak goreng di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara saat ini masih dibandrol dengan harga yang tinggi "
KENDARI, TELISIK.ID - Harga minyak goreng di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara saat ini masih dibandrol dengan harga yang tinggi. Harga per liternya mencapai Rp. 19.000 - Rp. 20.000.
Ana, salah satu penjual gorengan di depan gerbang kampus UHO mengaku, saat ini harga gorengannya dijual dengan harga Rp.5000 per empat gorengan, dimana harga sebelumnya yaitu Rp. 1000 per satu gorengan.
"Tidak ada pembeli yang mengeluh karena mereka juga mengerti bahwa harga minyak sedang mahal, justru mereka bilang gorengan disini lebih murah dibandingkan di tempat lain," ujarnya.
Baca Juga: Empat Kabupaten di Sultra Belum Bisa Tetapkan Perolehan Kursi Hasil Pemilu
Sementara itu, Wa Ode Haima, salah satu penjual ayam geprek pinggir, juga mengaku bahwa dirinya merasakan dampak dari kenaikan harga minyak karena saat ini untung penjualan ayam geprek lebih sedikit karena untuk menggoreng ayam dibutuhkan minyak yang banyak.
"Karena mahalnya harga minyak jadi untuk dapat menyeimbangkan modal dan keuntungan, saya biasa atur diukuran ayam, makin mahal minyak maka ukuran ayamnya diperkecil, untuk harga ayam geprek sendiri ada yang harga 10.000, 13.000, dan 15.000 tergantung permintaan dari pembeli," tuturnya.
Baca Juga: KPU Tetapkan Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Terpilih Periode 2024-2029
Haima mengharapkan agar pemerintah dapat menurunkan harga minyak, karena dengan mahalnya harga minyak tidak banyak untung yang dapat diambil dari hasil penjualannya.
Senada dengan itu, Tina, salah satu pembeli ayam geprek lainnya, menyampaikan jika saat ini harga yang ditawarkan para pedagang masih sama walaupun porsinya jauh lebih kecil dari sebelumnya.
"Masih sama harganya seperti sebelum-sebelumnya walau porsinya makin sedikit, mungkin karena bahan-bahan di pasar sedang mahal," pungkasnya. (A)
Penulis: Nur Fauzia
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS