Panggung Politik Kembali Bergoyang

M. Najib Husain, telisik indonesia
Sabtu, 02 Oktober 2021
0 dilihat
Panggung Politik Kembali Bergoyang
Dr. M. Najib Husain, Dosen FISIP UHO. Foto: Ist.

" Sekali lagi saya harus mengakui bahwa perempuan punya kekuatan untuk menggoncang panggung politik Sultra. "

Oleh: Dr. M. Najib Husain

Dosen FISIP UHO

BULAN perempuan sudah berlalu. Bulan September ditutup dengan gerakan senyap Siska yang meninggalkan tempat bersandarnya selama ini yaitu PAN, beralih, berlabuh ke Partai Nasdem.

Sekali lagi saya harus mengakui bahwa perempuan punya kekuatan untuk menggoncang panggung politik Sultra. Sebenarnya kehebatan perempuan di Sultra bukan hanya Siska, sebelumnya sudah ada perempuan di panggung politik.

Ada Wakil Bupati Kolaka Utara  periode 2007-2012 Hj. St. Suhariah Muin, ada Hj. Masyhura Ila Ladamay Wakil Bupati Bombana periode 2011-2016, Ilmiati Daud, Wakil Bupati Wakatobi 2014-2020/2021-2026 (sementara menjabat), Wakil Walikota Baubau Wa Ode Masra Manarfa periode 2013-2018,  ada Pj. Bupati Bombana Hj. Sitti Saleha periode 2016-2017 serta Andi Tenri Rawe Silondae, Pj. Bupati Konsel  pada Maret-April 2021.

Permainan panggung dimainkan Siska yang tenang dan terukur, terbukti saat memenangkan pertarungan posisi Wakil Walikota Kendari, yang bisa membalikkan semua prediksi para pemerhati politik Sultra.

Sehingga pilihan Siska untuk bergabung ke Partai Nasdem yang dipimpin Ali Mazi, akan memberikan ancaman bagi lawan-lawan politiknya yang akan bertarung di Pilwali 2024.

Semua ini adalah gambaran dunia yang diandaikan sebagai sebuah image dirinya pada publik, aktor mau tidak mau berhubungan dengan dunia subyektifnya sendiri, bahwa ia sendirilah yang punya akses paling optimal terhadap dirinya sendiri.

Pola ini mengandaikan bahasa sebagai sarana menampilkan diri di depan publik, sebuah alat untuk ekspresi diri. Bahasa disetarakan dengan bentuk-bentuk ekspresi gaya bicara dan estetis, (Maskur: 2008).

Panggung yang dimainkan Siska  adalah sebuah analogi drama atau teater Gofman yang menyediakan dasar teori mengenai bagaimana individu tampil di dunia sosial. Kendatipun Gofman tidak tertarik pada struktur sosial, ia lebih tertarik pada tatap muka atau kehadiran bersama.

Baca juga: Kontradiksi Antara Pendapatan dan Kinerja Wakil Rakyat

Baca juga: Bawaslu Masuk Kampus

Namun Gofman tetap memberikan suatu instrumen, bahwa kehidupan sosial terbagi dalam dua wilayah, yaitu: Wilayah depan (front region), yaitu tempat atau peristiwa sosial yang memungkinkan individu menampilkan peran formal atau bergaya layaknya aktor yang berperan.

Wilayah ini disebut juga panggung depan (front stage) yang ditonton khalayak. Serta wilayah belakang (back region), yaitu tempat untuk mempersiapkan peran di panggung depan, atau biasa juga disebut (back stage) panggung belakang.

Itulah Dramaturgis yang mengandung prinsip menghadirkan diri, atau proyeksi yang diinginkan diri terhadap publik, dengan metode permainan peran dalam teater kehidupan, bagaimana individu tampil di panggung sosial. Setiap tindakan dramaturgis adalah strategis secara implisit, bermaksud menimbulkan respon dari para pemilih.

Di dalam teater kehidupan, hal itu diasumsikan sebagai suatu kondisi kepercayaan timbal balik dimana peranan-peranan yang dimainkan para aktor serupa dengan karakter mereka yang sebenarnya.

Keputusan Siska untuk berganti baju partai, sebagai sebuah drama politik  dan telah membuat peta pertarungan di Pilwali Kota Kendari tahun 2024 semakin menarik, dan paling penting dapat melupakan sejenak penangkapan OTT KPK pada Bupati Kolaka Timur periode 2021-2026 Hj. Andi Merya Nur, sebagai bentuk penghormatan pada asas praduga tak bersalah.

Sesungguhnya manusia hanyalah seorang aktor yang sedang memainkan perannya. Dimana peran yang dimainkan sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan yang diinginkannya. Saat kapan ia memakai topeng ideal, seperti apa yang di inginkan di panggung belakang dan pada saat kapan ia melepas topeng pertunjukannya. Bahkan ketika melepas topeng tersebut, ada topeng lain yang juga masih dikenakan pada dirinya.  

Dua permainan panggung yang dimainkan oleh kedua perempuan 'hebat' di Sultra, telah menutup bulan ini dan memasuki bulan Oktober. Semoga di bulan-bulan ke depan jauh lebih baik, dan betul-betul    keterlibatan perempuan dalam ranah politik dapat membawa pengaruh secara signifikan pada perubahan-perubahan yang lebih baik.

Sesuai hasil riset yang dilakukan NDI (The National Dermocratic Institute) bahwa kehadiran perempuan di panggung politik mampu meningkatkan secara efektif pemerintahan yang jujur, dan tingkat korupsinya rendah, menjadi sebuah bukti dan bukan hanya janji manis. (*)

Artikel Terkait
Kelapa

Kelapa

Kolumnis Minggu, 29 Maret 2020
Baca Juga