Papua Gejolak Lagi, DPR Minta Masyarakat dan TNI-Polri Dilindungi

Rahmat Tunny, telisik indonesia
Jumat, 18 September 2020
0 dilihat
Papua Gejolak Lagi, DPR Minta Masyarakat dan TNI-Polri Dilindungi
Anggota TNI Berjaga-jaga di Papua. Foto: Repro google

" Pada tahun 2020 ini menurut keterangan Polda Papua terjadi 46 kali serangan KKB. Jika dihitung dengan kejadian terakhir kemarin, ada kurang lebih 11 korban meninggal dan 25 korban terluka. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta menyatakan, rasa prihatin dan duka cita atas meninggalnya anggota TNI, Serka Sahlan yang bertugas sebagai Babinsa di Hitadipa akibat tembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Beberapa jam sebelum penembakan Serka Sahlan, seorang tukang ojek juga tewas setelah ditembak KKB di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua pada Kamis (17/9/2020).

Menurutnya, peristiwa penyerangan beruntun yang dilalukan oleh KKB kepada anggota TNI-Polri dan masyarakat sipil itu perlu ditangani secara serius agar tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan.

"Pada tahun 2020 ini menurut keterangan Polda Papua terjadi 46 kali serangan KKB. Jika dihitung dengan kejadian terakhir kemarin, ada kurang lebih 11 korban meninggal dan 25 korban terluka," kata Sukamta, Jumat (18/9/2020).

"Saya berharap pemerintah bisa memberikan perhatian ekstra untuk melindungi masyarakat sipil dan anggota TNI dan Polri yang bertugas di Papua. Pemerintah juga perlu tegas menyebut KKB ini sebagai kelompok separatis, sehingga bisa direspon secara cepat dan tepat oleh TNI dan Polri," tambahnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS ini juga meminta penanganan masalah di Papua, harus dilakukan dengan pendekatan yang holistik dan menyentuh akar masalah agar ruang gerak separatis semakin sempit.

Baca juga: Bongkar Aib Pertamina, Erick Thohir Minta Ahok Klarifikasi

"Saya yakin mayoritas masyarakat Papua tetap berjiwa NKRI, hanya beberapa gelintir orang saja yang terlibat gerakan separatisme Papua merdeka. Tetapi yang segelintir ini bergerak sistematis dan terindikasi disokong pihak-pihak di luar negeri," ucapnya.

Oleh sebab itu, upaya penanganan masalah itu harus menyentuh akar masalah. Pendekatan ekonomi dengan membangun infrastruktur secara besar-besaran di Papua ternyata belum bisa redakan potensi konflik horisontal dan serangan KKB.

"Artinya masih ada akar persoalan yang belum tersentuh oleh program-program pemerintah selama ini," paparnya.

Sukamta mengusulkan, dibentuk gugus tugas khusus untuk Papua yang melibatkan unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi serta tokoh-tokoh adat dan agama di Papua. Gugus tugas itu nantinya bergerak dengan pendekatan sosial, politik, budaya, ekonomi dan juga keamanan secara integral.

"Yang sering jadi tuntutan soal ketimpangan dan ketidakadilan yang berbalut etnisitas, ini bisa jadi sumbu konflik yang mudah meletus. Pertanyaannya mengapa sekian tahun otonomi khusus dengan anggaran triliunan rupiah belum bisa hadirkan kesejahteraan yang merata? Di sini perlu ada evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan Otsus selama ini dengan memperhatikan aspirasi masyarakat Papua," sarannya.

Anggota DPR RI asal Yogyakarta ini juga ingatkan pemerintah untuk terus memperkuat jalur diplomasi baik tingkat regional maupun internasional. Langkah diplomasi perlu terus dilakukan guna menjamin dan memastikan tuntutan OPM untuk memisahkan diri dari NKRI tidak mendapat dukungan internasional karena tidak berdasar dan lemah.

Reporter: Rahmat Tunny

Editor: Kardin

Baca Juga