PDIP Sumut Banyak Temukan Petani Menangis, Ini Sebabnya

Reza Fahlefy, telisik indonesia
Selasa, 09 November 2021
0 dilihat
PDIP Sumut Banyak Temukan Petani Menangis, Ini Sebabnya
Mangapul Purba, ketika melakukan reses di Kabupaten Simalungun. Foto: Dok. PDIP Sumut

" Mangapul Purba, anggota DPRD Sumut mengaku banyak petani menangis dihadapannya karena harga pupuk dan biaya operasional yang mahal "

MEDAN, TELISIK.ID - Mangapul Purba, anggota DPRD Sumut mengaku banyak petani menangis dihadapannya karena harga pupuk dan biaya operasional yang mahal.

Selain mahal, pupuk untuk tanaman petani juga langkah, khususnya di Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut 10 yaitu, Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar.

"Iya, itu terjadi saat saya melakukan reses atau menyerap aspirasi di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar. Banyak petani mengeluh dan menangis karena pupuk langkah dan mahal. Saat ini saya sedang reses di Kabupaten Simalungun," ungkapnya kepada awak media, Selasa (9/11/2021).

Petani yang mengeluh dan menangis itu mengaku tidak seimbangnya antara biaya bercocok tanam dengan hasil panen yang diperoleh.

Selain itu, Mangapul juga menemukan ada dua persoalan besar yang sedang dihadapi petani yaitu keberadaan infrastruktur jalan yang rusak parah dan mahalnya harga pupuk untuk kebutuhan petani.

“Kendatipun temuan tersebut ada di Dapil 10 Siantar-Simalungun, kami menyakini bahwa persoalan pupuk langka dan mahal juga terjadi di daerah lain, di Provinsi Sumatera Utara, sehingga persoalan ini menjadi persoalan bersama yang harus segera dicari solusinya oleh pemerintah daerah dan pusat dengan melibatkan anggota DPR RI," kata Mangapul, politisi dari PDI Perjuangan.

Kemudian, Mangapul menyampaikan, harga pupuk konvensional yang ada beredar ditengah masyarakat harganya lebih mahal 150 persen dari harga seharusnya.

Sementara itu pupuk bersubsidi yang juga langka, harganya sudah di atas rata-rata harga tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Polisi Bongkar Home Industri Pil Inex, Pelaku Ditangkap Disaksikan Istrinya

"Misalnya harga pupuk bersubsidi Rp 50 ribu, harga non subsidi bisa lebih mahal sebesar 150 persen. Jadi bagaimana petani bisa menikmati hasil panen jika harga pupuknya mahal. Dampak mahalnya harga pupuk ini, terkena juga untuk seluruh petani baik petani padi, palawija mupun petani holtikultural lainnya," ungkap Mangapul.

Selain itu, kondisi para petani ini diperparah dengan infrastruktur jalan yang sangat rusak, baik jalan nasional, provinsi mapun jalan kabupaten dan desa.

“Kondisi jalan yang rusak parah ini tentunya sangat mengganggu aktivitas petani terutama dalam mendistribusikan hasil panen kepusat pasar, akibatnya biaya produksi menjadi meningkat, petani semakin menangis akibat jalan yang rusak. Banyak petani yang mengeluh," tuturnya.

Mangapul Purba menegaskan, hasil temuan selama reses ini akan menjadi perhatian khusus Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut untuk disampikan kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan juga pemerintah pusat.

Baca Juga: Mayat ODGJ di Kupang Ditemukan Terapung

“Kami akan memperjuangankan persoalan petani ini kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk segera bertindak, karena kondisi petani sudah sangat memprihatinkan, kepekaan pemerintah sangat dibutuhkan untuk para petani ini, petani ini adalah merupakan fundamental dari siklus kehidupan manusia. DPRD, khususnya Fraksi PDI Perjuangan akan memperjuangkan nasib petani," terangnya. (C)

Reporter: Reza Fahlefy

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga