Dampak Kenaikan Harga BBM di Manggarai, dari Pendapatan Menurun hingga Kenaikan Tarif

Berto Davids, telisik indonesia
Jumat, 09 September 2022
0 dilihat
Dampak Kenaikan Harga BBM di Manggarai, dari Pendapatan Menurun hingga Kenaikan Tarif
Kondisi halte ojek di Kota Ruteng Manggarai pasca kenaikan harga BBM. Foto: Ist.

" Akibat kenaikan harga BBM, tukang ojek dan jasa angkutan lainnya di kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, menjerit "

MANGGARAI, TELISIK.ID - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertalite, solar, dan pertamax resmi naik sejak pekan lalu. Diketahui harga pertalite resmi naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter.

Tak hanya pertalite, harga BBM jenis solar pun naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan harga pertamax atau BBM non-subsidi naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Akibat kenaikan harga BBM tersebut, membuat para tukang ojek dan jasa angkutan lainnya di kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, menjerit.

Herman Panjaitan, seorang tukang ojek di kota Ruteng Manggarai mengaku kenaikan harga BBM sangat berdampak terhadap penghasilannya. Sebelumnya dalam sehari saja ia mendapat keuntungan mencapai Rp 100 ribu, sementara pasca kenaikan harga BBM hanya mendapatkan Rp 50 ribu.

“Dampak dari kenaikan BMM ini penghasilan saya menurun menjadi  Rp 50.000 dalam sehari yang sebelumnya Rp 100.000,” ujarnya.

Baca Juga: Soal Lokasi Rujab Bupati Muna Barat, Wakil Ketua DPRD Sebut Tidak Ada Masalah

Ia pun mendesak Pemerintah Kabupaten Manggarai, agar segera menetapkan tarif terbaru untuk tukang ojek.

“Tidak mungkin kami sendiri yang naikkan. Kecuali sudah ditetapkan dari pemerintah setempat, kami takut kena sanksi kalau naikkan tarif begitu saja,” ungkapnya.

Baca Juga: Cethe Jaran Goyang, Diburu Pria Usia Tua untuk Gaet Gadis Belia

Sementara Albert, seorang sopir angkot di kota Ruteng mengalami hal yang serupa. Pendapatan menurun pasca kenaikan harga BBM.

Dengan kenaikan harga BBM, ia terpaksa menaikkan tarif walaupun pemerintah setempat belum menetapkan tarif terbaru.

Para sopir angkot dan ojek hanya bisa pasrah menerima kenyataan ini, walaupun hasilnya berkurang, tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga