Perang Terlama Tanah Air, Begini Sejarah hingga Tokoh Pahlawan Terlibat di Dalamnya

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 17 Agustus 2025
0 dilihat
Perang Terlama Tanah Air, Begini Sejarah hingga Tokoh Pahlawan Terlibat di Dalamnya
Pejuang nasional wanita Aceh, Laksamana Keumalahayati (kanan) bersama prajurit mengerahkan armada kapal perang melawan penjajah Belanda saat drama kolosal di Banda Aceh. Foto: Repro Antara.

" Perang Aceh tercatat sebagai salah satu perang terlama dalam sejarah Indonesia melawan kolonialisme "

BANDA ACEH, TELISIK.ID - Perang Aceh tercatat sebagai salah satu perang terlama dalam sejarah Indonesia melawan kolonialisme. Perang ini berlangsung sejak 1873 hingga 1912 dengan melibatkan berbagai tokoh pahlawan yang gigih mempertahankan tanah air dari penjajahan Belanda.

Hingga peringatan HUT RI ke-80, kisah perjuangan rakyat Aceh masih dikenang sebagai bagian penting perjalanan bangsa.

Perlawanan rakyat Aceh tidak lepas dari posisi strategis wilayah ini sebagai pusat perdagangan sejak abad ke-17. Selain itu, Aceh kaya akan sumber daya alam seperti lada, hasil hutan, dan tambang.

Kondisi ini membuat Belanda berupaya keras menancapkan kekuasaan di wilayah tersebut. Namun, meskipun ada Traktat London tahun 1824 yang menyatakan Aceh berada dalam pengaruh Inggris, Belanda tetap mencari celah untuk menguasai daerah tersebut.

Melansir CNN Indonesia, Minggu (17/8/2025), usaha Belanda semakin intens ketika mereka mulai masuk ke wilayah Sumatra Timur hingga melakukan perjanjian dengan Sultan Siak pada 1858.

Baca Juga: Sosok Produser Animasi Merah Putih One For All, Viral Dirujak Netizen Buang Duit Negara Rp 6,7 Miliar Gegara Hasil Jelek

Akhirnya, Belanda mengumumkan perang terhadap Aceh dengan anggapan rakyat Aceh akan mudah dikalahkan. Namun kenyataannya, semangat juang rakyat Aceh sangat kuat sehingga perang ini berubah menjadi salah satu konflik paling panjang dan sulit bagi Belanda.

Pertempuran besar pertama dimulai pada 1873 ketika pasukan Belanda dipimpin Mayor Jenderal J.H.R Kohler menyerang Aceh. Pertempuran sengit terjadi di sekitar Masjid Raya Baiturrahman.

Meski Belanda berhasil menduduki masjid, Kohler tewas dalam pertempuran tersebut. Belanda kemudian melanjutkan serangan dan pada 1874 berhasil menguasai istana. Sultan Mahmud Syah II yang memimpin perlawanan wafat akibat kolera, sehingga Muhammad Daud Syah diangkat sebagai Sultan baru.

Meskipun kekuatan Belanda semakin besar, perlawanan rakyat Aceh tidak surut. Tokoh penting seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dien memimpin perjuangan di Aceh Barat dengan menerapkan strategi Konsentrasi Stelsel.

Perlawanan rakyat Aceh mendapat perhatian serius hingga Belanda mengutus Snouck Hurgronje untuk menganalisis kelemahan perlawanan Aceh.

Dari usulannya, Belanda menjalankan strategi politik pecah belah, keras terhadap ulama, dan lunak terhadap bangsawan.

Di bawah kepemimpinan Gubernur Militer J.B van Heutsz, Belanda mulai melancarkan strategi baru. Teuku Umar gugur pada 1899, namun perjuangan diteruskan oleh Cut Nyak Dien hingga akhirnya beliau ditangkap dan diasingkan.

Baca Juga: Heboh Pengibaran Bendera Merah Putih Diikuti Lambang One Piece Disebut Pecah Belah Bangsa

Setelah itu, perjuangan masih berlanjut di bawah tokoh-tokoh lain seperti Cut Nyak Meutia dan Pang Nanggroe.

Akhir perang Aceh terjadi pada 1910-1912 ketika sebagian besar tokoh perlawanan gugur atau ditangkap.

Meskipun demikian, semangat rakyat Aceh tetap menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan. Para pahlawan yang terlibat dalam perang ini hingga kini dikenang sebagai pejuang tangguh yang mempertahankan martabat bangsa. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga